I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei) merupakan udang asli perairan Amerika Latin. Udang ini
dibudidayakan mulai dari pantai barat Meksiko ke arah selatan hingga daerah
Peru. Beberapa petambak di Indonesia mulai mencoba membudidayakan udang vannamei, karena
hasil yang dicapai sangat luar biasa. Apalagi produksi udang windu yang saat
ini sedang mengalami penurunan karena serangan penyakit, terutama penyakit
bercak putih (white spot
syndrome virus) (Haliman R.W dan Adijaya D. S, 2005).
Menurut Haliman R.W dan Adijaya D.S, (2005), Kehadiran
udang vannamei diakui sebagai penyelamat dunia pertambakan udang Indonesia.
Petambak mulai bergairah kembali,begitu pula para operator
pembenihan udang. Operator mulai
membenikan udang vannamei untuk memenuhi kebutuhan petambak.
Awal mula pembudidayaan udang vannamei dilakukan di Jawa Timur. Petambak di
Jawa Timur sangat antusias terhadap udang vannamei, bahkan 90% petambak
mengganti komuditas budidaya dari udang windu menjadi udang vannamei.
Dengan semakin banyaknya petambak udang vannamei maka diperlukan prosedur
budidaya yang benar. Dengan demikian prokdukvitas udang vannamei dapat
ditingkatkan.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk menggambil judul Teknik Pembesaran
Udang Vannamei.
1.2. Maksud dan
Tujuan
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang II
ini adalah ikut serta dalam aktifitas budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) di Dusun Rejodadi
Desa Campurejo Kecamatan Pancenng Kabupaten Gresik Jawa Timur.
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari PKL II ini adalah memperoleh pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pembesaran
udang vannamei di tambak yang meliputi : Persiapan lahan, Persiapan sarana tambak, Penebaran benur, Monitoring kualitas air, Manajement pakan, Pengendalian hama dan
penyakit, Monitoring
pertumbuhan, Panen.
II. TUJUAN PUSTAKA
2. 1. Biologi Udang Vannamie
2.1.1. Morfologi
Menurut Haliman
R.W dan Adijaya D.S (2005), morfologi
tubuh udang vannamei dibentuk oleh dua cabang (biramous), yaitu exopodite
dan endopodite.
a. Kepala (thorax)
Kepala udang vannamei terdiri atas antenula,
antena, madibula dan
2 pasang maxillae. Kepala udang vanname juga dilengkapi dengan 3
pasang maxilliped dan 5 pasang kaki berjalan (peripoda) atau kaki
sepuluh (decapoda). b. Perut (abdomen)
Abdomen terdiri
dari dari 6 ruas. Pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang dan
sepasang uropods (mirip ekor) yang membentuk kipas bersama-sama telson.
Vannamei memiliki tubuh yanng berbuku-buku dan
aktivitas berganti kulit luar atau eksoskelaton secara priodik (moulting). Haliman
R.W dan Adijaya D.S (2005).
2.1.2. Taksonomi
Menurut Haliman R.W dan Adijaya D.S (2005), klasifikasi udang
vannamei (Litopenaeus vannamei) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Metazoa
Filum : Artrhopoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malascostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata
Famili : Penaeidae
Genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
2.1.3.
Tingkah Laku
Dalam budidaya udang vannamei dan windu kita harus mengenal sifat-sifat (fisiologi) dari udang
windu dan vannamei tersebut beberapa sifat udang Vannamei dan Windu yang perlu
diketahui antara lain :
·
Nocturnal yaitu secara alami udang merupakan hewan nocturnal yang
aktif pada malam hari untuk mencari makan, sedangkan pada siang hari sebagian
dari mereka bersembunyi di dalam substrat atau lumpur. Namun di tambak budidaya
dapat dilakukan feeding dengan frekuensi yang lebih banyak untuk memacu
pertumbuhannya.
·
Kanibalisme, Udang windu suka menyerang sesamanya, udang sehat akan
menyerang udang yang lemah terutama pada saat molting atau udang sakit. Sifat
kanibal akan muncul terutama bila udang tersebut dalam keadaan kurang pakan dan
padat tebar tinggi.
·
Pakan dan kebiasaan makan (Feeding behaviour), Udang vannmie hidup dan mencari makan di dasar perairan (benthic).
Udang vannamie merupakan hewan pemakan lambat dan
terus-menerus dan digolongkan ke dalam hewan pemakan
segala macam bangkai (omnivorous scavenger) atau pemakan detritus dan
karnivora yang memakan krustacea kecil, amphipoda dan polychaeta.
·
Molting, Udang vannamie melakukan ganti kulit (molting)
secara berkala. Frekuensi molting menurun seiring dengan makin besarnya ukuran
udang. Pada stadium larva terjadi molting setiap 30-40 jam pada suhu 280
C. Sedangkan juvenile dengan ABW 1-5 gram mengalami molting setiap 4-6 hari,
selanjutnya pada ABW 15 gram periode molting terjadi sekitar 2 minggu sekali.
Kondisi lingkungan dan makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi
frekuensi molting. Sebagai contoh, suhu yang tinggi dapat meningkatkan
frekuensi molting. Penyerapan oksigen oleh udang kurang efisien selam molting,
akibatnya selama proses ini beberapa udang mengalami kematian akibat hypoxia
atau kekurangan oksigen dalam tubuh. (Suyanto .S.R. dan Ahmad. M, 1999).
2.2. Persiapan
Pemeliharaan
2.2.1. Pengolahan,
Pengangatan, dan Pengeringan Lahan
Baik tambak lama maupun
tambak baru perlu dilakukan pengolahan tanah untuk memastikan bahwa tana tidak
lagi menyimpan organisme penyakit. Pengolahan tana meliputi perbaikan pematang
dan saluran serta pendalaman dan perataan dasar tambak. Hal ini dimaksudkan
agar pematang dapat menahan air dengan baik (tidak rembes dan bocor), saluran
air berfungsi baik untuk memasukan dan mengeluarkan air, sedangka pelataran
tambak sebagai subsrat untuk tempat tumbuhnya makanan alami. (Kordi, M.G. H,
2007).
Pengangkatan lumpur
(kedok-teplok) sebanyak 5-10 cm sebaiknya dilakukan pada saat lumpur tambak
dalam kondisi lembab, karena dengan cara ini lumpur dapat diangkat secara
sempurna. Pengagkatan lumpur pada saat dasar tambak berair dapat berakibat
senyawa-senyawa beracun dan mikroba patogen akan jatuh kembali ke dalam tabak.
(Kordi, M.G.H, 2007).
Pengeringan
dilakukan setelah tambak dalam keadaan bersih. Pengeringan dilakukan dengan
bantuan sinar matahari . sinar matahari dapat dijadikan juga desinfektan,
membantu proses oksidasi yang dapat menetralkan keasaman tanah dan
menghilangkan gas-gas beracun. Dan membantu membunuh telur-telur hama yang tertinggal.
Proses pengeringan tambak dilakukan selama 3-4 hari. Pengeringan dihentikan apabila dasar
tambak sudah kering, tetapi tidak retak agar bakteri pengurai tetap mampu
menjalankan fungsinya (Haliman R.W dan Adijaya D.S, 2005).
2.2.2.
Pengapuran
Kapur berfungsi untuk meningkatkan
kapasitas penyangga air dan menaikkan pH. Beberapa jenis kapur yang biasa
digunakan yaitu batu kapur (Crushed line,
CaCO3) kapur mati (slaked
lime, Ca(OH2), dolomite (dolomite
lime, CaMg(CO). Dosis penggunaan masing-masing pupuk berturut-turut yaitu
100-300 kg/ha, 50-100 kg/ha, dan 200-300 kg/ha, (Haliman R.W dan Adijaya D.S
(2005).
2.2.3. Pemupukan
Menurut Kordi, M.G.H ( 2007), pupuk
ditujukan untuk memesok unsur hara yang sangat diperlukan seperti nitrogen,
fosfor dan kalium untuk pertumbuhan fitoplankton yang terkait dengan produksi
oksigen dadn pakan alami. Pupuk yang digunakan dengan yang digunakan untuk
usaha pertanian berbeda. Secara garis besar pupuk yang digunakan dalam usaha
budi daya pertanian terbagi atas pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik
seperti hijauan, pupuk kandang, dan sisa rumah tangga. Pupuk anorganik seperti
urea, TSG, KCI dan NPK.
2.2.4.
Penyediaan
Air
Menurut Haliman R.W dan Adijaya D.S (2005), kualitas air tambak sangat erat hubungannya
dengan kondisi kesehatan udang. Kualitas air yang baik mampu mendukung
pertumbuhan secara optimal.
Beberapa parameter kualitas air yang harus selalu dipantau antara lain:
a.
Parameter fisika.
b.
Parameter kimia
c.
Parameter biologi
(jumlah Vibrio patogen).
2.3.
Kualitas dan Penebaran Benur
2.3.1.
Kualitas Benur
Kualitas benur memang berperan
penting pada keberhasilan budi daya udanng vannamei karena akan menentukan
kualitas setelah dipanen. Bila kualitas benurnya bagus kemungkinan hasil
panennya juga bagus. (Haliman R.W dan Adijaya D.S (2005).
Menurut Haliman R.W dan
Adijaya D.S (2005), Benur vannamei untuk dibudidayakan harus dipilih yang
terlihat sehat. Kriteria benur sehat dapat diketahui dengan melakukan observasi
berdasarkan pengujian visual mikroskopik dan ketahanan benur. Hal tersebut
dapat dilihat dari warna ,ukuran panjang dan bobot sesuai umur PL. Kulit dan
tubuh bersih dari organisme parasit dan patogen, tidak cacat tubuh tidak pucat,
gesit, merespon cahaya, bergerak aktif, dan menyebar didalam wadah.
a.
Pengujian visual
Pengujian visual
(kasat mata) benur meliputi aktivitas, kondisi sirip dan ekor, kecepatan
pertumbuhan serta keseragaman. Benur yang baik berwarna benig memanjag
kecoklatan, benur yang tidak sehat diciriakan dengan warna putih coklat, hitam
dan kemerahan pada bagian tertentu.
b.
Pengujian mikroskopis
Secara
mikroskopis benur berkualitas baik pada seluruh permukaan kulitnya terlihat
bersih. Hal tersebut menunjukan bahwa benur mengalami moulting secara periodik. Benur yang berkualitas jelek terlihat
lemah dan pada permukaan kulitnya berwarna coklat keputihan. Hal tersebut
disebabkan infeksi jamur yang menempel pada permukaan kulit benur vannamei.
2.3.2.
Penebaran
Menurut Haliman R.W dan
Adijaya D.S (2005), Sebelum benur
ditebar kedalam tambak perlu dilakukan aklimitisasi (adaptasi) terhadap
lingkungan baru. Secara umum ada 2 aklimitasi yanng bisa dilakukan yaitu :
a.
Aklimatisasi suhu
Aklimatisasi
suhu air petakan udang vannamei dilakukan dengan cara meletakan plastik
pengemas yang berisi benur ke dalam tambak. Tindakan tersebut dilakukan hingga
suhu air dalam kemasan plastik mendekati atau sama dengan suhu air petakan yang
dicirikan dengan munculnya embum di dalam plastik.
b.
Aklimatisasi salinitas
Aklimatisasi
salinitas air petakan tambak dilakukan setelah aklimatisasi suhu selsai.
Aklimatisasi salinitas dilakukan dengan cara air tambak dimasukan kedalam
sebanyak 1-2 liter kedalam kemasan plastik benur udang vannamei. Aktivitas
tersebut dihentikan hingga salinitas air dalam kemasan plastik mendekati sama
dengan salinitas air di petakan.
2.4. Pengelolaan Pakan
2.4.1. Kebutuhan Nutrisi
Pakan yang diberikan harus
sesuai dengan kebutuhan nutrisi udang vanname. Nutrisi yang dibutuhkan udang
vanname antara lain protein , lemak, vitamin, asam amino esensial. Nutrisi tersebut
digunakan aktivitas pertumbuhan dan reproduksi udang. (Haliman R.W dan Adijaya D.S, 2005).
Lemak dan karbohidrat
merupakan sumber energy. Mineral dan vitamin berfungsi memperlancar proses
metabolisme didalam tubuh udang. Secara khusus, mineral membantu transportasi
energy, menjaga keseimbangan osmosis, serta membantu menyusun enzim dan hormon serta membantu
menyusun ekoskeleton. (Haliman R.W dan Adijaya D.S, 2005).
2.4.2. Waktu dan Cara Pemberian Pakan
Pemberian pakan
buatan berbentuk pelet dapat dilakukan sejak benur ditebar hingga udang siap
panen. Namun ukuran dan jumlah pakan harus diperhatikan secara cermat dan tepat
sehingga udang tidak kekurangan pakan (underfeeding)
atau kelebihan pakan (overfeding).
(Haliman R.W dan Adijaya D.S, 2005).
Seperti udanng
pada umumnya vannamei bersifat noktural atau aktif pada malam hari. Frekuensi
pemberian pakan dapat diperhitungkan dengan adanya sifat tersebut untuk
mendapat nilai FCR atau nilai konversi yang ideal. Saat pemberian pakan
sebaiknya kincir dimatikan untuk menghindari terbawanya pakan oleh arus
air. Namun demekian oleh karena kincir
air berfungsi membantu ketersediaan oksigen terlarut maka saat mematikanya
perlu pertimbangan waktu.
Pakan sebaiknya
diberikan di daerah pakan. Dengan adanya daerah pakan, udang akan muda
menemukan pakan yang disebar. Area daerah pakan berkisar 4-6 m dari tepi
tambak. (Haliman R.W dan Adijaya D.S, 2005).
2.5. Pengelolaan Kualitas Air
2.5.1.
Parameter
Kualitas Air
Menurut Haliman R.W dan Adijaya D.S (2005), Parameter-parameter
kualitas
air akan mempengaruhi proses metabolisme tubuh udang, seperti keaktifan mencari
pakan, proses pencernaan, dan pertumbuhan udang. Kisaran parameter kualitas air
untuk pertumbuhan udang adalah seperti pada Tabel 2.
Parameter
|
Metode atau Alat Uji
|
Waktu Pengujian
|
Angka Refrensi
|
Fisik
|
|||
1. Suhu
|
Termometer
|
Pagi dan Sore Hari
|
26-300 C
|
2. pH
|
pH meter, Kertas Ph
|
Pagi dan Sore Hari
|
7,5-8,5
|
3.
Salinitas
|
Refraktometer
|
Pagi dan Sore Hari
|
15-30 ppt
|
4.
DO
|
DO meter
|
02.00-05.00
|
> 3 ppt
|
5. Kecerahan
|
Seicchi disk
|
Siang atau Sore
|
> 30 cm
|
Kecerahan
|
|||
1.
Nitrit
|
Test kit
|
Siang atau sore 2-3 x sehari
|
< 0,1 ppm
|
2.
Fosfat
|
Test kit
|
Siang atau sore, seminggu sekali
|
1-3 ppm
|
3.
Alkalinitas
|
Tistra sam- basa
|
Sianng atau sore
|
> 150 ppm
|
4.
Bbesi (Fe)
|
Test kit
|
2-3 Hari sekali
|
< 7 ppt
|
5.
H2S
|
Spektrofotometer
|
Berkalah seminggu sekali
|
< 7 ppb
|
Biologi
|
|||
Jumlah Fabrio Patogen
|
Hitung Cawan
|
2-3 hari sekali
|
< 1.000 cfu/ml
|
a.
Suhu
air
Suhu optimal
pertumbuhan udang antara 26-320 C. Jika suhu lebih dari angka
optimum maka metabolisme dalam tubuh udang akan berlangsung cepat. Imbasnya
pada pada kebutuhan oksigen terlarut menigkat.
b.
Salinitas
dan pH air
Salinitas
merupakan salah satu aspek kualitas air yang memegang peranan penting karena
mempengaruhi pertumbuhan udang. Udang yang ber umur 1-2 bulan memerlukan kadar
garam 15-25 ppt agar pertumbuhan dapat optimal. Setelah umur lebih dari 2 bulan
pertumbuhan relatif baik dan kisaran salinitas yang dibutuhkan 5-30 ppt. Pada
musim kemarau kadar garam bisa mencapai 40 ppt.
pH merupakan
merupan parameter air untuk mengetahui derajat keasaman. Air tambak memiliki pH
ideal antara 7,5-8,5. Umumnya perubahan pH air dipengaruhi oleh siffat
tanahnya.
c.
Kandungan
oksigen terlarut (DO)
Kandungan (dissolved oxigen, DO) sangat
mempengaruhi metabolisme tubuh udang. Kadar oksigen terlarut yang baik berkisar
antara 4-6 ppm. Pada siang hari tambak akan memiliki angka DO yang cendrung
tinggi karena ada fotosintesis plankton yang menghasilkan oksigen keadaan
sebaliknya terjadi pada malam hari namun demikian DO pada malam hari dianjurkan
tidak kurang dari 3 ppm.
d.
Amonia
Ammonia merupakan
senyawa beracun hasil ekskresi atau pengeluaran kotoran yang berbentuk gas.
Selain itu amonia bisa berasal dari pakan yang tidak dimakan oleh udang
sehingga larut dalam air. Amonia akan
mengalami proses nitrifikasi dan dinitrifikasi sesuai siklus nitrogen dalam air
ssehingga menjadi nitrit (NO2)
dan nitrat (NO3). Dalam proses nitrifikasi dan denitrifikasi dapat
berjalan lancar bila tersedia bakteri Nitrobacter
dan Nitrosomonas dalam jumlah yang
cukup. Nitrobacter berperan mengubah
amonia menjadi nitrit, sedangkan Nitrosomonas
mengubah nitrit menjadi nitrat.
Untuk mengatasi kandungan amonia yang terlalu tinggi adalah dengan cara
sebagai berikut :
a) Dengan
pergantian air secara bertahap dari petak reservoir.
b)
Dengan
menggunakan plankton yang baik seperti Chlorella.
c)
Aplikasi
probiotik seperti Nitrosomonas, Nitrobacter, Rhodopsomonas, Chromatium dan
lain lain. Adapun reaksi akibat aktivitas bakteri .
d)
Aplikasi bahan yang dapat digunakan untuk
mengabsorsi amonia seperti Zeolit, Arang atau karbon, Formaline, Yucca
Ekstract.
2.6. Hama dan Penyakit
2.6.1. Hama
Menurut Kordi,
M.G.H ( 2007), hama adalah segala hewan (organisme) yang ada di dalam tambak
selain yang dibudidayakan dan dianggap merugikan. Hama dalam budidaya udang
digolongkan menjadi 4 yaitu :
·
Predator : ikan, ular air,
burung, kepiting
·
Kompetitor : cacing, siput, serangga, udang-udangan
·
Perusak sarana: kepiting
·
Pencuri : manusia
2.6.2. Penyakit
Menurut haliman
R.W dan Adijaya D.S, (2005), penyakit dapat muncul dan menyerang udang
vannamei. Beberapa penyakit yang menyerang disebabkan oleh predator, parasit,
bakteri, jamur dan virus.
A.
Predator
Predator adalah segala jenis
hewan yang dapat memangsa udang vannamei yang dipelihara dalam petakan tambak.
Beberapa jenis predator udang vannamei yaitu ikan seperti kakap,dan ikan
kerong-kerong. Jenis crustase, seperti kepiting dan jenis reptil seperti
ular. Selain itu jaga udang liar laut jaga menjadi kompetitor dalam mencari
pakan sehingga udang vannamei akan kekurangan pakan.
B.
Parasit
parasit mudah menyerang udang vannamei jika
kualitas air tambak kurang baik terutama pada kondisi kandungan bahan organik
yang tinggi. Parasit akan menempel pada ingsang, kaki renang dan kaki jalan.
Pada kondisi yang parah parasit bisa menempel pada tubuh udang. Parasit akan
terlepas pada tubuh vannamei jika udang mengalami ganti kulit (moulting).
C.
Bakteri dan
Jamur
Bakteri dan jamur tumbuh optimal di perairan yang
mengandung bahan organik tinggi (sekitar 50 ppm). Oleh karenanya sebaiknya
kandungan bahan organik di air tambak tidak melebihi 50 ppm. Bakteri yang perlu
diwaspadai yaitu bakteri vebrio bakteri ini menyebabkan penyakit vibriosis
yaitu inveksi pada ingsang pada saat inag lemah.
D.
Virus
Sala satu virus spesifik yang menyerang udang
adalah Taura SyndromVirus (TSV), White Spot Syndrome Virus (WSSV), Infectionus Hypodermal Haematopoetic Necrosis
Virus (IHHNV),
2.7. Panen
Panen merupakan suatu
periode budidaya udang vanname yang ditunggu-tunggu oleh petambak. Udang
vanname dapat dipanen setelah umur sekitar 120 hari dengan berat tubuh berkisar
antara 16-20 gr/ekor (Haliman R. W
dan Adijaya,D. S , 2005).
Pada umumnya panen bisa dilakukan kapan saja, tetapi kebanyakan petambak memanennya pada
malam hari. Selain juga untuk menghiondari terik mata hari pemanenan pada malam
hari juga bertujuan menguranggi resiko udang ganti kulit selama panen akibat
stres. Udanng yanng ganti kulit saat panen akan menurunkan harga jual. (Haliman R. W dan Adijaya,D. S , 2005).
dapus nya ga da mas, laen kali di post juga ya terima kasih
BalasHapusBismillah,Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...
HapusKami menjual produk kapur diantaranya adalah :
- Kapur Pertanian / Kaptan
- Kapur Dolomite
- Kapur Cao / Kalsium Oksida.
- Kapur CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
- Kapur Tepung CaCo3 /Kalsium Karbonat /
- Zeolite
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.
Bismillah,Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...
HapusKami menjual produk kapur diantaranya adalah :
- Kapur Pertanian / Kaptan
- Kapur Dolomite
- Kapur Cao / Kalsium Oksida.
- Kapur CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
- Kapur Tepung CaCo3 /Kalsium Karbonat /
- Zeolite
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.
Bermanfaat Sekali Artikelnya,
BalasHapusSalam Kenal Kami Distributor Plastik Tambak
Menyediakan : Plastik Mulsa, UV, LLDPE, HDPE
* Plastik Mulsa / Roll *
250m x 3m x 50micron
200m x 3m x 80micron
100m x 3m x 150micron
* Plastik Mulsa Super Lebar / Roll *
300m x 4,5m x 50micron
* Plastik LLDPE Geomembran / Roll *
50m x 4m x 200micron
50m x 4m x 300micron
* Plastik HDPE Geomembran / Roll *
100m x 4m x 300micron
Info Harga & Promo di
http://www.plastiksupermulsa.ga/
085 643 200 256 (IM3) Telp/SMS/WA
082 242 960 056 (Sim) Telp/SMS
7DCE9936 (Pin BB)
Pak Doni Super Mulsa
Bangka belitung terkenal dgn wisata alam dan Kuliner laut nya, jika kita berputar keselatan babel tepat nya pulau tinggi sadai bangka selatan/ basel terdapat daerah yang belum banyak terjamahkan namun memiliki wisata alam yang eksotis dan terdapat budidaya laut seperti ikan kerapu tikus. kerang abalone dan rumput laut nya serta ikan tenggiri..Jenis ikan kerapu bebek alias kerapu tikus nama latinnya Chromileptes altivelis itu dijual dengan harga delapan kali lipat lebih mahal di pasar ekspor.
BalasHapusHarga di Hong Kong dan taiwan mencapai Rp 2.5juta-Rp 3 juta per ekor atau delapan kali lipat dari harga di dalam negeri. Terang sujasmir hamid, managing natural industry.
Dengan harganya yang mahal maka ikan kerapu banyak dibudidaya peternak dengan metode karamba apung di bangka selatan disekitar daerah pulau tinggi sadai. Para eksportir sanggup membeli ikan kerapu bebek dari karamba tsb seharga Rp 400 ribu per kilogram. Selain itu ada potensi budidaya kerang abalone yang cukup tinggi, Pasar untuk abalon adalah luar negeri seperti Cina, Jepang, negara-negara Eropa dan Amerika Serikat . masa pemeliharaan abalone yang cukup lama, yaitu dibutuhkan sekitar 8 bulan sejak ukuran benih 2,5 cm untuk mencapai ukuran konsumsi (5,5-7 cm). Model budidaya yang terintegrasi dengan komoditi lain seperti rumput laut kotoni, karamba ikan kerapu, merupakan salah satu cara untuk mengatasi masa budidaya yang cukup lama ini. Hidangan Resto Tiongkok, Jepang, dan Korea sangat mengenal hasil laut eksklusif ini sebagai bahan dasar makanan istimewa.
Di negara-negara Asia Timur, abalon merupakan makanan laut yang kerap disandingkan dengan hidangan sarang burung walet atau sirip hiu. Di Jepang, abalon biasa disajikan sebagai sushi, sashimi, atau diasinkan.
harga abalon basah mencapai Rp 110 ribu per kilogram. Jika dikeringkan dengan cara dibersihkan dan dilepas dari cangkangnya, harganya menjadi Rp 300 ribu. Jika dipanaskan sampai kering selama sepuluh hari, harganya melonjak menjadi Rp 1 juta per kilogram. Bupati bangka selatan H Justiar Noer sangat optimis terhadap pengembangan wisata basel dan terus berbenah diri menuju Truly and wonderful wisata basel.. sehingga dapat menambah PAD, good luck
Insyaallh mau coba budidaya udang vanname, moga berhasil. Amin
BalasHapusSebaiknya jika ngasih pakan dimalam hari itu lebih banyak dari siang hari atau lebih sedikit
BalasHapusGimana caranya agar udang vannamei cepat besar tapi pakan sedikit
BalasHapusBismillah,Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...
BalasHapusKami menjual produk kapur diantaranya adalah :
- Kapur Pertanian / Kaptan
- Kapur Dolomite
- Kapur Cao / Kalsium Oksida.
- Kapur CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
- Kapur Tepung CaCo3 /Kalsium Karbonat /
- Zeolite
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.