I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ikan hias arwana (Sclerophages formosus) kurang begitu
pesat tidak seperti pada tahun 1990 s/d 2005 malah mengalami kemunduran padahal
saat ini sudah banyak farm baru yang memproduksi berhasil membiakan arwana
dengan beragam kualitas semangkin variatif sekali. Setelah tahun 2007 ini mulai
adanya kontes ikan arwana di beberapa daerah dan sarana rekreasi masyarakat dan
fasiltas ruangan lobby hotel dan perkantoran memperkenalkan
kembali ikan hias asli Indonesia dapat membangkitkan hobies baru dalam negeri
untuk memelihara kembali ikan arwana yang sudah diakui keindahanya di mancanegara.
(www.rully-arwana.com)
Sejak
tahun 1969, arwana telah dicatat dalam Red Data Book yang dikeluarkan oleh
Organnisasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dunia (IUCN) sebagai salah satu
fauna langka di Dunia. Dalam konservasi internasional yang mengatur perdagangan
flora dan fauna langka, CITES (Convention on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora) mengkategorikan arwana sebagai Apendix 1 yang
berarti langka, boleh diperdagangkan tetapi dengan pengawasan yang sangat ketat.
Indonesia menjadi anggota CITES sejak tahun 1978. Ironisnya, dengan pembatasan
perdagangan tersebut perburuan secara gelap semakin ganas karena nilai
ekonomisnya semakin menjulang. Di Indonesia, arwana pun telah dilindungi oleh
pemerintah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pertanian
no.716/Kpts/Um/10/1980. (Momon dan Hartono, 2002).
Dijelaskan
lebih lanjut oleh Momon dan Hartono (2002), bahwa oleh para penggemar arwana,
arwana sebagai ikan kayangan dan merupakan titisan dewa. Ikan ini pun diyakini
pembawa hoki. Arwana garis naga yang dalam bahasa mandarin disebut Le Tiaw Lung
(seekor naga), diyakini dapat membawa keberuntungan. Arwana juga dijadikan
simbol status, kepuasan dan kebanggaan bagi pemiliknya, penampilannya tampak
anggun dan berwibawa serta gerakannya tenang. Sisiknya berkilau bila terkena
cahaya. Seluruh keindahan yang dimiliki arwana merupakan daya tarik tersendiri
yang ditemukan pada ikan hias lainnya.
Dengan
semakin meningkatnya permintaan ikan arwana untuk saat ini, maka menyebabkan budidaya ikan arwana mengalami peningkatan,
sehingga secara langsung akan memempengaruhi permintaan benih yang semakin
meningkat pula. Akan tetapi, kuantitas
benih saat ini masih belum sepenuhnya terpenuhi terutama untuk benih
yang berkualitas baik sehingga pembenihan ikan arwana masih memiliki prospek
yang cukup baik. Untuk menghasilkan benih dengan kualitas yang baik, maka suatu
unit pembenihan memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena itu,
untuk pemilihan lokasi PKL lll yaitu di Hatchery Mina Karya Mandiri dikarenakan
lokasi praktek tersebut memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai yang
akan menunjang seluruh kegiatan pembenihan ikan arwana, sehingga penulis dalam Praktek
kerja Lapang lll tertarik untuk mengambil judul Teknik Pembenihan Ikan Arwana
di Hatchery Mina Karya Mandiri Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah.
1.2. Maksud dan Tujuan
1.2.1.
Maksud
Maksud dari
pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
(PKL) IIl adalah untuk mengikuti kegiatan pembenihan
ikan arwana (Sclerophages formosus) mulai dari persiapan pembenihan,
pengadaan dan persiapan calon induk, proses pembenihan, managemen pakan, managemen kualitas air,
panen.
1.2.2. Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL)
IlI adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
tentang teknik pembenihan ikan arwana (Sclerophages formosus).
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Biologi Ikan Arwana
2.1.1.
Klasifikasi
Ikan Arwana
Arwana
(Scleropages formosus) dikenal dengan berbagai nama lokal seperti : Ikan Naga,
Barramundi, Saratoga, Pla Tapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkeleso, Aruwana
/ Arowana, termasuk dalam kelompok ikan primitif yang berevolusi lebih dari 10
juta tahun. Fosil ikan ini ditemukan diberbagai tempat dan diduga
berumur antara 10-60 juta tahun (tergantung pada spesies dan tempatnya). Arwana
digolongkan dalam famili Osteoglosidae, memiliki karakteristik badan memanjang,
sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia
umumnya memiliki warna keperak-perakan. Ada empat variasi warna yaitu Arwana
hijau ditemukan di Vietnam, Birma, Thailand, dan Malaysia, warna emas dengan
ekor merah ditemukan di Indonesia, dan warna emas ditemukan di Malaysia. Di
Kalimantan Barat ditemukan arwana berwarna merah, sedangkan di Sumatera Selatan
berwarna hijau putih. (Allan Cole, 2008)
Bersangkutan dengan hal tersebut Ditjen Perikanan Budidaya (2011), menyatakan
bahwa ada empat genus yang dikenal tetapi yang lazim dan banyak diperdagangkan
hanya dua genus yaitu Scleropages dan Osteoglossum. Sementara itu arwana asia
sering disebut ikan naga, ikan kayangan atau ikan siluk karena berasal dari
genus Scleopages. Berikut adalah klasifikasi ikan arwana:
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas :
Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo :
Malacopterygii
Famili :
Osteoglossidae (Bonytongues)
Genus : 1. Arapaima Spesies : Arapaima
gigas (giant arwana)
2.
Osteoglossum Spesies : Osteoglossum bicirrbosum
Spesies
: Osteoglossum ferreirai
3. Scleropages Spesies : Scleropages formosus
Spesies
: Scleropages guntberi
Spesies
: Scleropages Leicbardti
Spesies : Scleropages Jardini
4. Clupisudis Spesies : Clupisudis nilot/Heterotis Nilotic
(nile arowana)
2.1.2.
Morfologi
Secara
morfologis (ciri-ciri fisik),badan dan kepala arwana agak padat. Tubuhnya pipih
dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut hingga sirip punggung. Garis
lateral atau gurat sisi yang terletak di samping kiri dan kanan tubuh arwana
panjangnya antara 20-24 cm. bentuk mulutnya mengarah keatas dan mempunyai
sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup
kokoh. Giginya berjumlah 15 - 17. Bagian insangnya di lengkapi dengan penutup
insang. Letak sirip punggungnya berdekatan dengan pangkal sirip ekor (caudal).
Sirip anusnya lebih panjang dari pada sirip punggung (dorsal), hampir
mencapai sirip perut (ventral). Panjang arwana arwana dewasa sangat
variatif, antara 30 - 80 cm. Sisiknya berukuran besar dan permukaanya
mengkilap. Bentuk sisiknya berupa cycloid atau melingkar. (Ditjen
Perikanan Budidaya, 2011).
2.1.3. Jenis Arwana
Arwana mempunyai bentuk tubuh yang unik, yaitu memanjang dan ramping menyerupai
pisau. Selain itu, arwana juga memiliki ciri khas tersendiri, yaitu dua buah
sungut yang terdapat pada bibir bawahnya. Sungut tersebut berfungsi sebagai
sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa. Gerakan renang arwana sangat
anggun dan sisik-sisiknya yang berkilau menambah indah sosok arwana. Arwana termasuk jenis ikan yang dilindungi karena ketersediaannya
di alam dalam jumlah yang terbatas. Hal inilah yang menyebabkan mahalnya harga
arwana. Meskipun harganya termasuk mahal, namun arwana tetap diminati oleh
bayak orang karena keindahannya. Berikut ini adalah jenis-jenis arwana yang
berkembang di seluruh dunia menurut Snapsot (2012) yaitu:
1.
Arwana Super
Red
Arwana jenis ini
berasal dari Indonesia, tepatnya di pulau Kalimantan bagian barat di sungai
kapuas dan danau sentarum. Arwana
jenis ini pada dasarnya terbagi lagi menjadi beberapa varietas berdasarkan
warna, yaitu warna merah darah (blood red), merah cabe/cabai (chili red), merah
oranye (orange red). Arwana
jenis ini sudah memiliki warna merah pada sirip, ekor, dayung dan
sungut sejak kecil yang kemudian akan muncul juga di bagian pipi dan pinggir insang. Ring akan mulai terlihat sejak mencapai ukuran 25 cm, namun belum mengeluarkan warna merah. Warna merah pada badan akan mulai keluar saat ikan berumur kurang lebih 3-4 tahun. Namun para hobiis sering kali menggunakan trik-trik untuk membantu mempercepat perkembangan warna, seperti tanning, pemberian pakan yang bagus untuk perkembangan warna, atau dengan menempatkan ikan di kolam yang terkena sinar matahari langsung. Arwana super red merupakan salah satu varietas arwana kebanggaan Indonesia. Keanggunan dan warnanya membuat arwana jenis ini sangat di gemari para hobiis di seluruh dunia.
2. Cross
Black Golden Arwana (X Black Golden)
Varietas
cross back golden / x back golden ini berasal dari Malaysia, seperti di daerah
Perak, Johor, Bukit Merah dan Trengganu. Golden cross back / x back merupakan
salah satu dari varietas arowana golden. Arwana ini di sebut cross back / x back karena pada saat dewasa
ring pada sisik bisa sampai melewati punggung. Warna emas yang dimiliki arwana varietas ini cenderung lebih
terang/mengkilap. Golden cross back sedikit susah untuk di dapatkan, sehingga
harganya pun lebih mahal dari varietas lainnya seperti Super Red. Yang unik dari varietas ini adalah warna dasarnya yang
beragam, mulai dari blue base, purple base, silver base dan gold base. Khusus
untuk jenis yang memiliki
warna gold base, lebih cepat mencapai warna yang penuh (umur muda).
3. Red Tail
Golden Arwana
Red tail golden adalah salah satu varietas golden yang berasal dari Indonesia, khususnya Pekan baru – Sumatera. Arwana jenis ini sifatnya lebih agresif dari Cross Black Golden. Seperti halnya XCross Black Golden, arwana ini juga memiliki keragaman warna dasar/base color seperti, blue base, green base dan gold base. Arwana ini dapat tumbuh lebih besar dari pada Cross Black Golden. Kekurangan dari arwana ini adalah warna sisik pada umumnya tidak bisa sampai melewati punggung dan hanya sampai pada level sisik ke 4 (dihitung dari bawah badan ke atas). Harga varietas ini lebih murah dari super red, meski demikian arwana ini tetap memiliki kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya.
4. Green Arwana (Arwana Pino)
Disebut green arwana karena jenis ini memiliki warna dasar hijau. Meski pun tidak memiliki ring (warna mengkilap di pinggir sisik) seperti saudaranya Super Red, Red Tail Golden/ Cross Black Golden, green arwana juga memiliki keindahan tersendiri. Varietas ini bisa ditemukan di Malaysia, Kamboja, Thailand, Indonesia & Myanmar. Green arwana biasa dikalangan hobbies di sebut arwana pino.
5. Banjar Red Arwana
Jenis ini
sering kali dianggap sebagai varietas arwana
merah kelas dua. Walau begitu, jenis ini tetap memiliki ciri & khasnya
sendiri. Sehingga para hobiis masih tetap memburu arwana jenis ini sebagai
koleksi. Warna sisiknya yang memiliki warna dasar kehijauan & membentuk
seperti tapal kuda dan sedikit merah muda di usia dewasa membuat arwana jenis
ini cukup unik. Banjar red di usia mudanya, ukuran 10-15 cm terlihat sangat
mirip dengan arwana super red. Dari warna ekor dan sirip yang kemerahan, begitu
juga dengan dayung hampir sama dengan arwana super red. Namun setelah mencapai
ukuran 15-20 cm pada umumnya warnanya mulai berubah. Ekor mulai terlihat
oranye. Banjar red tidak memiliki ring pada umumnya, sama halnya dengan green
arwana. Harga dari banjar red pun lebih mahal dari green arwana (pino).
6. Jardini Arwana (Arwana Irian)
Warna yang dimiliki varietas arwana ini cukup unik. Warna dasarnya adalah hitam kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik kuning keemasan pada bagian tengah sisik-sisiknya, bahkan di bagian kepala (pipi) sampai pada sirip dan ekornya pun terdapat bintik-bintik kuning tersebut. Jardini berasal dari australia, meski sering ditemukan di pulau Irian. Maka dari itu jenis ini juga terkadang disebut arwana Irian oleh para hobiis. Jardini arwana sebenarnya ada dua jenis warna, yaitu warna dasar lebih gelap dan yang lebih terang. Yang memiliki warna dasar lebih gelap adalah scleropages jardini dan yang memiliki dasar lebih terang adalah scleropages leichharti.
7. Silver Arwana (Brazil)
Arwana Brazil atau biasa disebut Arwana Silver memiliki bentuk tubuh yang berbeda. Dengan bentuk tubuh yang panjang dan sirip yang panjang pula, mulai dari bagian tengah badan sampai pada ujung ekor memberi kesan yang sangat anggun saat berenang. Arwana ini dapat tumbuh sampai 50 – 60 cm. Jenis ini berasal dari Amerika Selatan, namun saat ini sudah dapat di kembang biakkan di indonesia. Memang harga dari Arwana jenis ini lebih murah dari jenis Jardini. Namun jika arwana ini sudah berukuran besar sangat indah untuk di pandang. Belakangan tersiar kabar bahwa jenis ini sudah ada dengan warna platinum silver (warna silvernya menyerupai warna platinum & merata di seluruh tubuhnya).
8. Silver Black Arwana
Varietas ini juga berasal dari Amerika Selatan dan memiliki bentuk
tubuh yang sama dengan silver arwana,
namun pada bagian sirip sampai ekor memiliki warna hitam. Warna hitam tersebut
akan memudar saat arwana mulai dewasa.
9. Arapaima Gigas
Arapaima Gigas masih merupakan rumpun arwana. Ikan ini termasuk ikan air tawar terbesar di dunia, dapat tumbuh sampai 2,5 – 3 meter. Arapaima Gigas hanya ditemukan di sungai Amazon dan termasuk satwa yang sangat dilindungi.Ikan ini adalah jenis ikan yang bernapas dengan mengambil oksigen secara langsung, oleh sebab itu ikan ini sering kali kepermukaan air untuk mengambil udara. Dengan ukuran tubuhnya yang besar dan tenaga yang luar biasa, Arapaima dapat merobohkan seekor anak kerbau yang sedang minum di pinggir sungai dan memakannya.
10. African Arwana (Arwana Afrika)
Seperti namanya, jenis arwana ini hanya ditemukan di Afrika. Bentuk tubuhnya hampir menyerupai silver arwana.
2.2. Kebiasaan Hidup
2.2.1. Habitat
Dijelaskan oleh Allan Cole (2008), habitat ikan ini pada tepian sungai yang ditumbuhi
pepohonan seperti pohon engkana, putat, rasau, dan entangis. dimana pepohonan
tersebut memiliki akar di dasar sungai dengan batang pohon di dalam air, tetapi
daun-daunnya rimbun ke atas. Di habitat seperti inilah ikan-ikan arwana berada,
berkembang biak, dan bersembunyi. Di Kalimantan Barat, ikan ini banyak dijumpai di Kabupaten Kapuas Hulu
Kecamatan Semitau, di daerah banjiran yang banyak hutan rawang dan dasar
tanahnya berkapur. Sedangkan di Sumatera Selatan ditemukan di daerah rawa
banjiran yang dasar tanahnya bergambut.
2.2.2. Cara dan Kebiasaan Makan
Arwana
merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut. Di
alam mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat
menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi
sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai
ikan peloncat, arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting
ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. (Ditjen Perikanan Budidaya, 2008).
Ikan arwana termasuk golongan
karnivora bersifat predator, memiliki tubuh yang memanjang, ramping dan “stream
line”. Letak sirip dubur berada jauh di belakang badan. Bentuk tubuh dengan
penampilan yang cantik, unik dan memiliki warna yang sangat mengagumkan.
Variasi warna tubuhnya mulai dari warna hijau, perak dan merah. Sisiknya besar
dengan susunan yang harmonis menambah keindahan ikan tersebut. Sungut yang
berfungsi sebagai sensor getaran untuk mengetahui posisi mangsanya terletak di
bagian mulutnya yang berjumlah dua buah. Sungut tersebut merupakan salah satu
kriteria penilaian tentang keindahan seekor ikan arwana. Bentuk mulut arowana
mengarah ke atas. Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh. Giginya
berjumlah 15-17 buah. Ikan arwana merupakan salah satu ikan hias dengan ukuran
besar. Panjang arwana dewasa sangat bervariasi, antara 30 - 80 cm. Dalam
akuarium ikan arwana mencapai panjang 60 cm, sementara di alam ikan arwana
dapat berkembang sampai mencapai panjang 90 cm.
Untuk jenis
tertentu seperti ikan arwana yang berasal dari amerika selatan dapat mencapai
ukuran hingga 270 cm. Untuk itulah, tidak semua orang senang memeliharanya
karena membutuhkan tempat yang sangat besar berbeda dengan beberapa ikan hias
lain yang berukuran mini. Ikan arwana termasuk ikan dengan laju pertumbuhan
yang sangat tinggi. Ikan arwana termasuk dalam kategori sebagai predator karena
itu dapat memakan ikan-ikan yang lebih kecil darinya dan memiliki tubuh
memanjang, lunak & tidak berduri. Makanan yang sering diberikan untuk
arwana antara lain adalah serangga, jangkrik, udang tawar, kodok, kelabang,
kadal, belalang, ulat dan cicak. Ikan arwana pada dasarnya bukan ikan pemilih
dalam hal makanan. Ikan ini memakan segala jenis pakan untuk ikan karnivora
tapi dalam keadaan tertentu hanya menyukai salah satu jenis pakan saja. (Ditjen
Perikanan Budidaya, 2010).
2.2.3. Reproduksi
Allan
Cole (2008), berpendapat bahwa ikan ini berkembang biak sekali dalam
setahun yaitu pada Juni hingga Agustus di habitat asalnya. Arowana matang akan
berkembangbiak apabila mencapai umur empat setengah atau lima tahun dengan
berat di antara satu hingga dua kilogram. Semasa proses kawin, induk jantan dan
betina akan berpasangan dan berenang beriringan selama beberapa minggu namun
proses kawin hanya akan berlaku apabila keadaan sesuai. Induk jantan akan
melengkungkan badannya dan menghimpit badan induk betina dan pada peringkat
ini, telur dari induk betina akan keluar dan akan disenyawakan oleh induk
jantan. Telur akan dierami oleh ikan jantan selama dua bulan sehingga anak yang
dihasilkan akan berenang bebas dan bersize kira-kira 6-7 sentimeter. Ikan arwana
akan berkembangbiak didalam kolam secara alami tanpa memerlukan suntikan hormon
pembiakan. Namun, aspek pakan perlu diperhatian sebaik mungkin selama anak ikan
akan mulai berenang sendirian walaupun masih terdapat sedikit telur di bagian
bawah perutnya. keterlambatan memberi makan akan menyebabkan anak ikan saling
makan-memakan ikan sejenisnya.
2.3. Persyaratan
Lokasi Pembenihan
2.3.1. Persyaratan
Teknis
Momon dan Hartono (2002), menjelaskan
tentang persyaratan teknis dalam usaha pembenihan arwana adalah sebagai berikut
:
v Bukan
merupakan daerah rawan banjir.
v Berupa
tanah persawahan dan tidak berbau.
v Dekat
dengan sumber air dan berada di daerah aliran air.
v Tersedia
air yang cukup dan tidak terlalu terpengaruh oleh musim.
v Kualitas
air sesuai dengan habitat arwana dan tidak tercemari limbah rumah tangga maupun
industri.
v Luas
lahan disesuaikan dengan skala usaha ekonomis.
2.3.2. Persyaratan
Non Teknis
v Dekat
dengan pemukiman penduduk sehingga mudah mencari tenaga kerja.
v Dekat
dengan pemukiman penduduk sehingga mudah untuk memasarkan benih-benih arwana.
v Tersedianya
gudang pakan untuk menyimpan pakan ikan.
v Tersedianya
laboraturium hama dan penyakit.
2.4. Fasilitas
Pembenihan
2.4.1. Sarana
Pokok
Sarana
pokok pembenihan ikan arwana yang meliputi: sumber air, wadah penampungan dan
penyaringan air, kola pembenihan, bak fiber, dan akuarium pemeliharaan benih dijabarkan
oleh Momon dan Hartono (2002).
A. Sumber Air
Dalam pemilihan tempat untuk budidaya ikan perlu
memperhatikan sumber air. sumber air ini harus cukup dan memadai. sumber air
ini bisa berasal dari sungai, aliran irigasi, maupun mata air. sumber air
sedapat mungkin tersedia sepanjang tahun dengan debit yang memadai. (zamroh,2011).
Sedangkan pendapat Momon dan Hartono (2002), untuk
kualitas air dalam pembenihan arwana sangat ditentukan oleh sumber perolehan
air. Sumber air untuk pembenihan arwana dapat berasal dari air sungai atau air
tanah. Sumber air tersebut harus bebas dari pencemaran, baik pencemaran karena
limbah industri maupun limbah rumah tangga. Perlu dipertimbangkan pula bahwa
sumber air yang dekat dengan industri dan pemukiman penduduk padat biasanya
memiliki tingkat pencemaran yang tinggi. Untuk itu, sumber air seperti ini
sebaiknya dihindari.
B. Wadah Penampungan dan Penyaringan Air
Bak
penampungan air dipersiapkan guna menampung air selama proses pembenihan
berlansung, hal ini bertujuan untuk mengendapkan air sehingga lumpur yang
terbawa bersama air dapat mengendap dan terpisah, sehingga air yang digunakan
untuk proses pembenihan bersih dari kotoran dan lumpur. Air disedot dari pantai
dengan menggunkan mesin, dan di tampung di bak penampungan, proses pengendapan
dilakukan selama kurang lebih selama 3 hari. Air yang telah bening dan bersih
ini untuk selanjutnya digunakan pada proses pembenihan dimulai dari pemeliharaaan
induk hingga pemeliharaan larva. Air yang ditampung dalam bak pemampungan
biasanya dapat digunakan selama 4 hari, namun itu tergantung dari besar
kecilnya bak pemampungan. Untuk mendapatkan kualitas air yang baik, sebaiknya
dibangun pula sebuah kolam penyaringan air. Kolam ini untuk menyaring air
sebelum dialirkan ke kolam. Bahan penyaring yang dapat digunakan adalah ijuk
dan batu kali. Bahan-bahan tersebut diletakkan dan disusun dengan baik di dasar
kolam. Bahan ijuk diletakkan paling dasar, sedangkan batu kali disusun di
atasnya. (Sariono, 2011).
C. Kolam Pembenihan
Kolam pembenihan merupakan wadah
yang digunakan untuk mempertemukan induk jantan dan induk betina arwana yang
telah siap memijah. Kolam pembenihan tersebut merupakan habitat yang sengaja
dibuat dengan kondisi dan lingkungan yang disesuaikan dengan habitat asli
arwana. Kolam pembenihan dapat pula digunakan sebagai kolam pengadaan
(pembesaran) arwana sebelum pembenihan dilakukan. (Momon dan Hartono, 2002)
D. Bak Fiber
Bak fiber digunakan sebagai tempat
pengadaan calon induk atau sebagai wadah penampungan dan pengendapan air yang
akan digunakan pada akuarium. Bak fiber juga dapat difungsikan sebagai wadah
untuk menyimpan pakan, seperti kodok atau udang. Bak fiber memiliki bentuk dan
ukuran yang beragam. Bak fiber yang banyak digunakan dalam pembenihan arwana
berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 2 x 1 x 1 m3. (Momon
dan Hartono, 2002).
E. Akuarium Pemeliharaan Benih
Sebagai ikan hias, arwana dapat
dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan
semakin baik, karena arwana memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran
akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan.
Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress
pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan kuat karena arwana dapat
melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium. Setelah arwana berumur 4 bulan,
pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45
cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam
satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat agresif akan menyebabkan
perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat
agresif arwana menjadi sangat berkurang. (Ditjen Perikanan Budidaya,
2008)
2.4.2. Sarana
Penunjang
Disamping
sarana pokok, lebih lanjut dijelaskan oleh Momon dan Hartono (2002) tentang
sarana penunjang yang meliputi:
1.
Pompa Air
Pompa air digunakan mengalirkan air dari sumber ke kolam
pembenihan melalui pipa pralon yang menghubungannya. Pompa air juga dapat
digunakan untuk menyedot air tanah. Pompa yang digunakan sebaiknya memiliki
pipa berdiameter 4 inci dengan kapasitas 140 liter air per menit. Pompa air
juga dibutuhkan untuk menciptakan gelembung-gelembung air sehingga kandungan
oksigen di dalam air kolam pembenihan bertambah. Pompa air ini akan
memperlancar sirkulasi dan aerasi.
2.
Blower
Blower digunakan untuk menambah jumlah oksigen sekaligus
mengeluarkan gas-gas tak berguna yang dapat membahayakan ikan. Penambahan
oksigen penting dilakukan karena jika hanya mengandalkan ketersediaan oksigen
yang ada di dalam air tidaklah cukup. Kekurangan oksigen dapat membuat ikan
stres bahkan dapat memnyebabkan kematian.
3.
Termometer dan Heater
Termometer digunakan untuk mengukur suhu air. Alat ini
hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu, terutama pada waktu pengontrolan
suhu air. Heater digunakan untuk menstabilkan suhu, terutama digunakan pada
saat larva atau benih berada di dalam akuarium.
4.
Kertas pH
Kertas pH atau pH tester digunakan untuk mengetahui
tingkat atau derajat keasaman air. Alat tersebut digunakan hanya dalam
waktu-waktu tertentu, yaitu pada saat pengecekan pH air.
5.
Tabung Oksigen
Tabung oksigen digunakan untuk penyediaan oksigen pada
saat pengemasan benih yang akan dipasarkan. Sebaiknya tabung oksigen segera
diisi ulang setiap kali habis digunakan.
6.
Perlengkapan Lainnya
Perlengkapan lainnya berupa lampu sorot dan jala atau
tirai jaring. Lampu digunakan sebagai alat bantu penerangan pada saat malam
hari dan pada saat pemanenan yang dilakukan pada malam hari. Jala tirai dan
serok (sair) terbuat dari bahan kain halus dengan ukuran 1 m2
digunakan pada saat pemanenan.
2.5. Teknik
Pembenihan
2.5.1. Seleksi
Induk
Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan bobot sekitar 4
kg. Agar menghasilkan anakan yang murni dan berkualitas, strain kedua calon
induk harus sama. Hindari meyatukan ikan berbeda strain dalam satu kolam Syarat
lain, calon induk sehat dan bebas penyakit. Ikan cacat bungkuk tidak layak
dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sehingga kualitas sel telur kurang baik
dan mudah mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan bertutup insang tidak
menututup sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab, ia kesulitan mengerami
telur didalam mulut. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik
berdiri masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas telur dan anakan.
(Ditjen Perikanan Budidaya, 2011)
Ditambahkan oleh Momon dan hartono
(2002), dalam memilih calon induk arwana, kesulitan yang sering dihadapi adalah
membedakan jenis kelamin jantan dan betina. Jenis kelamiin jantan dan betina
sudah dapat dibedakan setelah arwana berumur sekitar 5 tahun. Beberapa
ciri-ciri morfologis dapat dijadikan acuan perbedaan. Ciri-ciri morfologis
tersebut disajikan dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1.
Ciri-ciri Morfologis Ikan Arwana berdasarkan Jenis Kelamin
Organ
|
Arwana Jantan
|
Arwana Betina
|
Tubuh
|
Lebih panjang dan ramping
|
Lebih pendek, lebar, dan agak gemuk
|
Kepala dan mulut
|
Kepala tampak besar dan mulutnya agak lebar
karena mengerami telur dalam mulutnya
|
Kepala tampak meruncing dan mulutnya lebih kecil
|
Toraks (dada)
|
Lebih panjang
|
Lebih pendek
|
Sirip dada
|
Lebih panjang
|
Lebih pendek
|
Sirip dorsal (punggung)
|
Menyempit
|
Melebar
|
2.5.2. Pematangan Gonad
Tahapan pematangan
gonad ikan arwana meliputi:
1.
memsiapkan akuarium
ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 50 cm;
2.
pengeringan selama 2
hari; isi air bersih setinggi 40 cm;
3.
pemasang dua buah
titik aerasi dan hidupkan selama penetasan;
4.
pemasukan seekor
induk arwana;
5.
pemberian pakan
berupa ikan kecil atau udang kecil;
6.
membersihkan dan menganti
air setiap minggu.
Secara visual seleksi
induk jantan dan betina arwana masih sulit dilakukan. Salah satu cara dilakukan
adalah secara hormonal. (http://juknisbudidayaikanarwana.blogspot.com/)
2.5.3. Pemijahan
Ditjen
Perikanan Budidaya (2011), menjelaskan setiap tahun arwana 2 kali memijah.
Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari pasangan dengan cara saling
berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan
dipinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai saat berpijah. Untuk
menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada induk lain yang
mendekat. Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Namun, proses
pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah
hujan, suhu, pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina
melepas sel telur.
Dan diperjelas lebih
lanjut oleh Sutarjo (2011), bahwa ikan arwana telah dapat dibudidayakan walaupun masih bersifat alami, penangkar
hanya mengumpulkan indukan dan menempatkan pada kolam tertentu diikuti
pemberian pakan yang cukup. Induk Arwana yang baik dan produktif dalam
lingkungan pemeliharaan yang memenuhi persyaratan habitat hidupnya dapat
memijah sebanyak 3–4 kali setahun, sedangkan pada lingkungan yang baru ikan
arwana akan melalui masa adaptasi sekitr 8 (delapan) bulan sampai ikan arwana
mau memijah pertama kali. Pemijahan arwana biasanya diawali
dengan pencarian pasangan kawin yang terjadi secara alami yang dapat dilihat
pada malam hari, ketika betina berenang ke permukaan air maka akan diikuti arwana
jantan., bahkan selama 1–2 minggu mereka berenang berdampingan dengan tubuh
saling merapat/menempel hingga pada akhirnya terjadi perkawinan dengan ditandai
arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantang mengeluarkan sperma. Pada fase selanjutnya telur-telur tersebut dikumpulkan untuk di inkubasi
oleh arwana jantan selama sekitar satu minggu hingga menetas, arwana muda yang
masih mengandung kuning telur akan hidup didalam mulut arwana jantan selama 7–8
minggu sampai kuning telur habis.
2.6. Pemeliharaan larva
2.6.1. Persiapan
Oleh
Ditjen Perikanan Budidaya (2011), perlengkapan akuarium yang memadai menjadi
syarat penting dalam mendukung cara pemeliharaan yang baik. Berikut adalah syarat akuarium yang memadai
untuk pemeliharaan benih:
- Untuk
arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm perlu disiapkan akuarium berukuran 70
x 35 x 35 cm dengan tebal kaca 5 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 20 watt
dan filter air Dymen 600.
- Untuk
arwana yang berukuran besar dapat digunakan akuarium berukuran 220 x 85 x85 cm
dengan tebal dinding kaca 12-15 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 120 watt.
Lengkapi dengan filter Eheim 2034.
- Peralatan
pokok dalam akuarium :
a. Aerator
Aerator
atau vibrator gunanya untuk memasok oksigen dalam akuarium
dan mengusir karbondioksida.
b. Filter
Filter
yang sering dipasang untuk akuarium arwana yaitu filter temple
yang portable atau filter gantung yang
dipasang pada bagian atas akuarium.
c. Lampu
Lampu
akuarium biasanya dipasang pada penutup akuarium, sehingga
tersembunyi dan hanya pantulannya saja
yang kelihatan menerangi arwana.
d. Thermometer
Thermometer
dipakai untuk mengetahui suhu air akuarium.
e. Heater
dan thermostat
Alat
pemanas yang sering dipakai untuk menaikan suhu air adalah
heater dan thermostat. Alat ini sangat
penting, bukan saja untuk menaikan suhu hingga berada pada kisaran yang
optimum, namun juga untuk mencegah agar suhu senantiasa stabil.
f. Kertas
pH dan alat pengukur pH lainnya
Kertas
pH dibutuhkan untuk mengetahui keasaman dari air akuarium,
karena arwana membutuhkan air yang
sedikit asam sampai netral. Untuk menetahui cocok tidaknya keasaman air itu
bisa dipakai kertas lakmus dan alat pengukur pH lainya, seperti pH tester.
g. Alat
–alat lainnya
Alat
lainnya yang dibutuhkan dalam perawatan arwana misalnya selang
plastic penyifon, ember plastic untuk
menampung dan membuang kotoran, batu apung pembersih kaca, kain lap, dan
lainya.
2.6.2. Perawatan larva
Dijelaskan oleh Momon
dan Hartono (2002), tentang perawatan larva yaitu larva yang dipanen dari mulut
induk jantan arwana sebenarnya belum waktunya untuk dipanen bila dilihat dari
masa pengeraman telur oleh induk jantan. Dengan demikian, larva tersebut masih
perlu melalui dua fase pertumbuhan, yaitu fase pro-larva dan fase post-larva.
Larva yang dipanen tidak semuanya sehat. Dalam proses pertumbuhannya pasti di
antara anakan ada yang mati atau cacat. Oleh karena itu, untuk menghindari
hal-hal tersebut perlu dilakukan perawatan dengan baik.
a.
Perawatan
Pro-larva
Pada
fase pro-larva bagian tubuh larva (kantong perut) masih menempel kuning telur.
Dalam hal ini, larva tidak memerlukan makanan tambahan dari luar tubuh sehingga
dalam perawatannya diperlukan perhatian yang intensif terhadap kondisi
kesehatan larva dan kualitas airnya. Pada fase ini daya hidup larva (survival
rate) sekitar 75-90%. Larva yang selesai dipanen langsung dimasukkan ke dalam
akuarium dengan volume air akuarium sebanyak 100 liter. Setiap akuarium dapat
diisi larva antara 10-15 ekor. Jumlah larva dalam akuarium termasuk jarang. Hal
ini dimaksudkan untuk mempermudah pengamatan. Pada fase ini, perawatan
dititikberatkan pada kualitas air. Oleh karena itu, air yang akan digunakan
sebaiknya merupakan air tanah yang telah disaring dan diendapkan terlebih
dahulu. Selain itu, kondisi air harus sesuai dengan yang diinginkan larva,
yaitu suhu berkisar 280 C dengan pH 6,5-7. Untuk memperjelas dapat
dilihat pada gambar 12.
b.
Perawatan
Post-larva
Fase
post-larva adalah fase saat kuning telur yang menempel pada tubuh larva telah
habis dan larva sudah dapat berenang. Anakan arwana tersebut sudah
dikatagorikan sebagai benih arwana. Mulai fase ini, benih arwana membutuhkan
tambahan pakan dari luar tubuh. Perawatan benih arwana pada dasarnya sama
dengan perawatan pada fase pro-larva. Suhu dan pH air yang diinginkan juga
sama. Namun, saat benih ditempatkan di dalam masing-masing akuarium yang
tertutup. Pergantian air akuarium hanya dilakukan 2 kali sehari, yaitu setelah
pemberian pakan.
2.7. Pengelolaan Pakan
Menurut Susanto
(2008), perawatan arwana baru bisa dikatakan sempurna bila mampu memberinya
makan dengan benar. Benar bukan hanya jenis dan banyaknya makanan, tapi
menyangkut juga teknik pemberiannya.
2.7.1. Jenis-jenis Pakan
Pada dasarnyaa jenis pakan arwana dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu
binatang asli penghuni air dan binatang lain yang bukan berasal dari air.
a.
Aneka
ikan hidup
Makanan yang
sering diberikan untuk arwana adalah berbagai jenis ikan hidup. Ikan hias
berukuran kecil atau benih ikan konsumsi yang sering diberikan arwana adalah
guppy (Poecilia reticulata), molly (Poecilia mollinesia), platys koral (Poecilia maculatus), dan benih ikan mas
(Cyprinus carpio). (Susanto, 2008)
b.
Lipan
(kelabang)
Kelabang dipercaya dapat meningkatkan kecerahan warna
arowana. Namun sangat jarang digunakan oleh para hobbies karena selain susah
untuk didapatkan, harganya pun lumayan tinggi jika membeli di toko pakan
ikan/burung. Jika menangkap kelabang dan akan diberikan kepada arowana,
usahakan agar memotong terlebih dahulu capitnya yang sangat berbisa agar
arowana tidak tersengat selagi mengunyahnya. Namun jika membeli kelabang di
toko pakan ikan/burung, biasanya capit kelabang sudah dipotong oleh pedagang.
Untuk lebih memastikan lagi, sebaiknya ditanyakan lagi pada pedagang uang
menjual kelabang tersebut. (http://aroblogs.blogspot.com)
c.
Kadal
dan cicak
Kadal dan cicak juga
dapat diberikan sebagai makanan selingan bagi arowana. Hewan ini sangat baik
tertama untuk pertumbuhan kan arowana. Sekali lagi hal ini harus dicoba karena
tidak semua arowana biasa memakan hewan ini. Berikan sebagai menu selingan saja
mengingat hewan ini juga mulai sulit didapat dan tidak semua sentra ikan hias
menyediakan menu ini. (www.Oji-punya.com).
d.
Jangkrik
Jika memberikan pakan jangkrik, usahakan agar kakinya
yang berduri & tajam dipotong terlebih dulu. Gunanya agar tidak melukai
mulut dan/ organ perut. Begitu juga halnya jika memberi belalang. (http://aroblogs.blogspot.com)
e.
Katak/kodok
Pemberian kodok bagi
ikan arowana juga dapat diberikan khususnya ntuk memacu pertumbuhan ikan
arowana. Namun saya selalu menyarankan pemberian jangkrik sebagai menu diet
utama bagi arowana dan pakan lainya dapat diberikan hanya sebagai selingan
saja. Kodok dapat memacu pertumbuhan ikan arowana dikarenakan kodok mengandung
banyak lemak dan daging sehingga akan menjadi sumber makanan yang baik untuk
perkembanan ikan. (www.Oji-punya.com).
f.
Kecoak
Banyak sekali pro dan
kontra tentang pemberian kecoak sebagai pakan arowana mengingat kecoak berasal
dari sumber ang tidak bersih dan dikhawatirkan akan membawa bibit penyakit bagi
ikan kesayangan kita. Namun tidak dipungkiri kecoak adalah pakan yang ampuh
bagi arowana terutama jika diberikan pada ikan arowana yang sedang terkena
penyakit hilangnya nafsu makan atau yang disebut dengan penyakit mogok makan. Untuk
meminimalisasi bibit penyakit, saat ini orang sudah banyak yang berhasil
menernakkan kecoak terutama jenis kecoak madagascar dimana ukurannya lebih
besar. Berikan kecoak ini pada saat arowana mogok makan sebagai pakan selingan
dan jika sudah mau makan kembali berikan meu diet seperti biasanya yaitu
jangkrik sebagai menu utama dari arowana. (www.Oji-punya.com).
g.
Ulat
hongkong
Ulat
yang satu ini kerap dijadikan salah satu alternatif pakan ikan. Panjang
tubuhnya bisa mencapai 3 cm. Pada awalnya, khusus di Indonesia, ulat ini
dikenal sebagai pakan burung dan banyak dijumpai di toko-toko atau kios-kios
penjual burung. Tetapi kemudian banyak hobiis ikan hias memanfaatkannya sebagai
pakan ikan hias. (http://O-Fish.com).
h.
Kelelawar
Kelelawar
(Chiroptera) termasuk kelas hewan
menyusui (mamalia) dan dapat dijumpai di seluruh dunia yang beriklim tropis
maupun sedang. Hewan ini memiliki kulit tipis mulai dari leher, bagian depan
dan belakang anggota-anggotanya, rangka dan ekor yang ditunjang oleh ruas-ruas
jari panjang. Tulang ibu jari dan kaki mencuat keluar, melengkung seperti
pengait. Alat perabanya sangat tajam, berpusat pada bulu peraba yang halus di
belakang moncong, daun telinga, dan kulit terbang. (Susanto, 2008)
i.
Udang
hidup
Udang sungai yang sering ditangkap di sungai, rawa atau danau merupakan
makanan yang sangat disukai oleh arwana, terutama arwana berukuran kecil.
(Susanto, 2008)
2.7.2. Cara Pemberian Pakan
Makanan arwana
sebaiknya beragam agar arwana tiidak tergantung pada satu jenis makanan. Bila
arwana terbiasa dengan satu jenis makanan dan hanya menerima makanan jenis itu
maka akan sangat merepotkan bila suatu saat makanan tersebut sulit didapatkan. (Susanto,
2004).
2.7.3. Waktu Pemberian Pakan
Frekuensi pemberian makan pada arwana memang tidak diberikan patokan
yang pasti. Menurut salah seorang hobiis, makin sering arwana diberi makan akan
tambah bagus. Ancar-ancar yang diberikan adalah antara 3-4 kali sehari, yaitu
pagi, siang, sore, dan malam hari. Sekalipun demikian pemberian makan 2 kali
sehari dianggap sudah cukup memadai.(Susanto, 2004).
2.7.4. Dosis Pemberian Pakan
Dosis pemberian
pakan biasanya yang diberikan pada ikan-ikan pada umumnya yaitu untuk ikan
indukan 5% dari bobot tubuhnya sedangkan untuk benih ikan 15% dari bobot
tubuhnya.
2.8.
Pengelolaan Kualitas Air
Kualitas air kolam disesuaikan dengan habitat asli arwana. Kualitas air
untuk arwana terutama dapat dilihat dari derajat keasaman (pH), suhu, tingkat
kekerasan, dan kandungan oksigen dalam air. Arwana adalah jenis ikan yang
sangat peka terhadap perubahan kualitas air. Kualitas air yang sesuai akan
membuat ikan sehat dan terhindar dari stres sehingga diharapkan dapat memijah
lebih cepat. Secara lengkap kualitas air yang sesuai untuk pembenihan arwana
disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2. Kualitas Air Untuk Pembenihan Arwana
Parameter
|
Kualitas yang Sesuai
|
Suhu (0C)
|
27 – 29
|
Derajat
Keasaman (pH)
|
6,5 – 7,5
|
Kesadahan
(0dH)
|
3 – 5
|
Kandungan
O2 (ppm)
|
> 5
|
Kandungan
CO2 (ppm)
|
< 12
|
a.
Suhu Air
Suhu ideal untuk pembenihan arwana adalah 27-290C. Agar suhu
stabil, sebaiknya dilakukan pengontrolan setiap saat, terutama pada siang dan
malam hari atau saat terjadi hujan lebat. Perubahan suhu pada waktu-waktu
tersebut cukup rentan. Sebaiknya suhu air pada siang hari maksimal 29-300C
dan pada malam hari dan saat hujan lebat minimal 270C. Lampu yang
digunakan untuk penerangan pada malam hari dapat berfungsi menghangatkan air
sehingga perubahan suhu yang terjadi tidak terlalu mempengaruhi ikan.
b.
Derajat
Keasaman Air
Derajat keasaman air (pH) yang sesuai untuk pembenihan arwana adalah
6,5-7,5. Untuk menjaga agar pH air di kolam tetap stabil dan berada pada
kisaran angka ideal, sebaiknya dilakukan pengontrolan steiap hari atau
tergantung kebutuhan. Pengontrolan pH bukan hanya di kolam, tetapi juga pada
sumber air karena setiap saat air mengalir ke kolam. Alat untuk pengukuran pH
air adalah kertas pH. Kertas pH tersebut dicelupkan ke dalam air sehingga akan
berubah warna sesuai dengan derajat keasaman air.
c.
Kesadahan
Air
Tingkat kesadahan air kolam atau salinitas (odH) berhubungan
dengan kadar kalsium dan magnesium di dalam air. Dasar pengukurannya adalah
miligram kalsium karbonat (CaCO3) per liter air. Semakin kecil
ukuran odH semakin lembut air tersebut. Arwana memerlukan tingkat kesadahan air
3-5o dH. Tingkat kesadahan air kolam akan menciptakan kondisi
seperti pada habitat asalnya dan membuat arwana lebih aktif bergerak
(berenang).
d.
Kandungan
O2 dan CO2
Seperti yang telah disebut dalam Tabel 2 bahwa kandungan oksigen (O2)
yang terlarut dalam air kolam minimal 5 ppm. Apabila kandungan oksigen kurang
dari angka tersebut dapat menghambat pertumbuhan bahkan dapat menyebabkan
kematian pada arwana karena kesulitan bernafas. Kandungan karbondioksida (CO2)
sebaiknya tidak melebihi angka 12 ppm. Jika kandungan CO2 melebihi
angka tersebut dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, bahkan arwana dapat
mati. Untuk itu, proses sirkulasi dan aerasi yang terjadi dalam kolam sangat
berperan untuk mencegah kandungan CO2 yang tinggi.
2.9.
Penyakit dan Penanggulangannya
Salah satu
resiko membudidayakan ikan Arwana adalah mati karena penyakit seperti Redspot,
Jamur, Gigit Ekor, Stress dll. Di bawah ini diuraikan beberapa penyakit yang
sering diderita Arwana gejala dan cara penanggulangannya. (http://carabudidaya.com/penyakit-ikan-arwana-dan-penanggulangan/)
a. Penyakit Gigit Ekor
Sebelum
menderita penyakit ini biasanya arwana akan menunjukan perilaku yang lain
daripada biasanya. Arwana akan kelihatan gelisah dengan berenang hilir mudik
kesana kemari. Beberapa hari kemudian sirip ekor akan robek-robek selaputnya
sehingga mirip sisir dan yang tertinggal hanyalah jari-jari siripnya. Gejala
ini mulanya hanya kecil lalu akan bertambah panjang dan tidak jarang sebagian
dari jari sirip itu akan hilang. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh sejenis
parasit yang menempel pada ekor arwana dan menyebabkan rasa gatal yang tidak
tertahankan. Arwana berusaha mengatasinya dengan cara berenang hilir mudik dan
menggigiti ekornya sehingga tampak compang-camping.
Pengobatan
penyakit ini tergolong mudah. Pindahkan Arwana ke dalam aquarium lain yang
bersih (steril) dan sudah diisi dengan air yang memenuhi syarat. Masukan
sekitar 20 tetes obat Tropical Fish Medicine dan biarkan arwana tetap di
dalamnya selama beberapa hari. Jangan lupa membersihkan aquarium yang satunya
agar nantinya arwana bisa menempati kembali tanpa khawatir terjangkit lagi.
b. Tutup Insang Melengkung
Arwana yang
mati karena penyakit insang sering kita lihat tutup insang arwana melengkung
keluar, sehingga sebagian insangnya kelihatan. Arwana dengan kondisi seperti
ini tentu tidak sedap dipandang. Ikan Arwana yang satu ini mati karena penyakit
insang, dengan ciri-ciri insang ikan berubah menjadi hitam.
Penyebab
penyakit ini bermacam-macam, yang pertama disebabkan kualitas air dalam
aquarium yang tidak memenuhi standar terutama suhunya. Aquarium yang terlalu
dingin atau tidak hangat bisa mendorong ikan arwana terkena penyakit ini.
Penyebab lainnya adalah pemberian obat-obatan yang kelewat dosis, serangan
sejenis bakteri, atau karena air dalam aquarium rendah kandungan oksigennya.
Hal ini dapat dijelaskan karena air yang mempunyai kandungan oksigen yang
rendah akan lebih sering membuat arwana membuka dan menutup insangnya. Gerakan
itu sering tidak sempurna. Artinya sebelum tutup insang benar-benar menutup,
keburu dibuka lagi untuk menghirup sedalam-dalamnya air untuk memenuhi tuntutan
oksigen. Dari gerakan yang tidak sempurna ini kemudian tutup insang arwana
tetap terbuka dan tubuhnya tidak normal. Untuk mencegahnya agar menjaga
kandungan oksigen dalam air tetap tinggi diatasi dengan memberikan cukup aerasi
pada aquarium. Jika perlu aerator diganti dengan tenaga yang lebih besar.
Kemudian tidak lupa menjaga keseluruhan kualitas air tetap prima sehingga tetap
layak dihuni oleh arwana.
Teknik
pengobatan ikan Arwana, salah satunya adalah dengan menjepit ikan yang sakit
diantara dua penjepit kaca didalam ember, dan men-supply oksigen murni langsung
kearah insangnya. Jika tutup insang yang melengkung ini belum terlalu parah
maka bisa diperbaiki dengan jalan melakukan operasi kecil pada tepi tutup
insangnya.
c.
Mogok
Makan
Arwana yang
mogok makan biasanya terlalu sering diberi kelabang hidup. Mereka akan enggan menerima
makanan lain, juga kelabang yang sudah mati. Jika sudah seperti ini maka
puasakan arwana selama kurang lebih seminggu jangan diberi makan apapun.
Kemudian berilah makanan jenis lain misalnya jangkrik, kadal, kodok kecil, atau
ikan kecil. Bila setelah seminggu arwana belum juga mau makan sebaiknya seiakan
ikan hidup saja karena tahan hidup. Perlu diperhatikan agar untuk menjaga
arwana tidak juling sebaiknya dipilih ikan penghuni permukaan seperti guppy.
Dengan demikian kita tidak perlu khawatir dan arwana mampu kembali seperti
semula. Bila cara tersebut masih belum memberi hasil maka kita biarkan saja
sampai arwana mau menerima makanan.
Alternatif
lainnya adalah dengan memberikan sebutir obat Hobbi Fishes ke dalam 200 liter
air yang sering dipakai untuk tempat arwana bersemayam. Obat berbentuk kapsul
ini berkhasiat untuk menyembuhkan stres dan berbagai penyakit serta untuk
merangsang nafsu makan arwana. Pilihan terakhir berikan kelabang seminggu
sekali berselang seling dengan jenis makanan lain.
d. Penyakit Mata Juling
Penyakit ini
timbul karena banyak hal. Terlalu seringnya ikan arwana berburu ikan di dasar
atau pojok aquarium dianggap sebagai salah satu penyebab utama. Tentu tidak
berlebihan jika ada nasehat untuk memberi makan arwana dengan yang mengapung
saja. Terlalu sering arwana melihat ikan kecil yang ada di bawahnya menyebabkan
otot matanya bertambah panjang. Mata yang melorot juga bisa disebabkan karena
arwana kurang mendapatkan sinar matahari yang cukup. Ini mungkin dikaitkan
dengan khasiat sinar matahari terhadap pertumbuhan mata manusia.
Untuk
mengobati mata juling bisa dilakukan dengan memindahkan arwana pada tempat yang
lebih luas dan mendapat sinar matahari langsung sambil diberi makanan yang
terapung. tempat yang dipilih bisa berupa bak dari bahan fiberglass atau bak
semen. Dengan cara tersebut maka 80% arwana akan sembuh. Cara lainnya adalah
dengan melakukan operasi kecil.
e. Dubur Ikan merah dan
Membengkak
Apabila kita
melihat dubur arwana berwarna merah dan membengkak jangan sampai mengira bahwa
mereka sedang birahi. Itu pertanda bahwa arwana sedang kesulitan, yang dapat
berujung pada kematian. Dubur arwana memerah dan bengkak karena disebabkan oleh
pemberian makanan yang tidak bersih. Akibatnya pencernaan ikan terganggu
sehingga arwana kesulitan mengeluarkan ekskresinya.
Untuk
mencegahnya maka makanan harus dibersihkan sebelum diberikan pada arwana.
Apapun jenis makanan hidup yang diberikan sebaiknya dipuasakan dahulu selama
1-2 hari. Arwana yang menderita dubur merah dan bengkak bisaa diobati dengan
amonium sulfat.
f. Sisik Berdiri
Sisik
berdiri dan kadang ada sebagian yang membusuk biasanya disebabkan karena oleh
lingkungan yang kotor. Penggantian air yang rutin dapat menghindarkan arwana
dari penyakit ini. Untuk arwana yang sedang dihinggapi penyakit ini dapat
diberikan amonium sulfat sebagai obatnya.
g. Tulang Punggung Bengkok
Penyakit ini
bisa disebabkan beberapa hal. Pertama karena adanya serangan bakteri yang masuk
kedalam tubuh arwana sehingga mengakibatkan pertumbuhan punggung tidak normal.
Penyebab lain adalah karena kesalahan dalam memberikan obat. Penyebab terakhir
adalah karena ukuran awuarium yang terlalu kecil.
Untuk
mencegahnya tempatkan arwana ke dalam awuarium yang ukurannya cukup. Jaga
kebersihan aquarium agar arwana tidak dijangkiti bakteri dan jangan memberikan
obat yang salah.
h. Ekor Patah
Sama seperti
penyakit tulang punggung bengkok penyakit ini disebabkan karena ukuran aquarium
yang terlalu sempit. Selain itu bisa disebabkan karena penanganan yang kurang
baik. Misalnya pada waktu dipindahkan arwana berontak atau saat pertama kali
dimasukan ke dalam aquarium mereka berenang kencang dan menubruk. Karena
penyebabnya lebih dikarenakan faktor teknis maka penanganannya harus hati-hati.
i. Sungut tumbuh pendek
Sungut
arwana tidak tumbuh sempurna dan kelihatan janggal dengan bentuk badannya yang
besar. Arwana bersungut tidak imbang bisa terjadi karena ditempatkan dalam
aquarium yang terlalu kecil. Hampir senada dengan penyebab punggung bengkok,
arwana bersungut pendek dapat disebabkan oleh kesalahan pemberian obat.
Untuk
mendapatkan pertumbuhan sungut yang normal bisa dilakukan dengan membersihkan
aquarium secara rutin dan mengganti airnya. Jangan lupa, tempatkan arwana dalam
aquarium yang sepadan dengan besar badan.
j. Ekor dan Sirip Mengerut
Ekor dan
sirip yang mengerut bisa terjadi bila air di dalam aquarium terlampau kotor
atau suhu air yang terlalu rendah. Penangan dengan kembali mengatur panas
dengan menambah heater dan membersihkan aquarium. Bisa juga diberi obat amonium
sulfat secukupnya.
k. Sungut Menjorok Ke Bawah
Arwana yang
sehat memiliki tampilan sungut ke depan. Namun sering arwana sungutnya lunglai,
menjorok ke bawah. Ini merupakan pertanda arwana berada pada lingkungan yang
tidak semestinya. Untuk mengembalikan kondisi arwana seperti semula sebaiknya
suhu dan kebersihan air aquarium lebih diperhatikan. Sebelum menderita penyakit
ini biasanya arwana akan menunjukan perilaku yang lain daripada biasanya.
2.10. Panen
dan Pasca-panen
2.10.1. Panen
Sutarjo
(2011), melalui pemeliharaan induk yang
baik maka secara alami pemijahan dapat terjadi dan menghasilkan anakan yang
dapat segera dipanen, rata-rata satu induk arwana menghasilkan 30 larva.
Pemanenan benih anakan dengan cara mengurangi volume air kolam kemudian
menjaring seluruh ikan yang ada dalam kolam termasuk anakan arwana yang
tersebar didalam kolam ditangkap dan yang masih ada didalam mulut induk
dikeluarkan dengan cara membuka mulut induk dan dituangkan dalam wadah/aquarium.
2.10.2. Pasca-panen
Beberapa faktor yang harus
diperhatikan sehubungan dengan pengemasan benih yang dijelskan oleh Momon dan
Hartono (2002) di antaranya adalah penyuntikan mikrochip, pemberokan, jenis
kemasan dan cara pengemasan.
a. Penyuntikan Mikrochip
Arwana termasuk jenis
ikan langka dan dilindungi oleh pemerintah. Oleh karena itu, perdagangan arwana
harus dengan izin pemerintah. Untuk mencegah adanya arwana ilegal yang beredar
dalam pasar, arwana harus diberi label berupa microchip sebagai tanda bahwa
arwana tersebut legal.
b. Pemberokan
Benih yang akan dikemas
sebaiknya sehat dan tidak cacat. Sebelum pengemasan dilakukan, benih diberokkan
terlebih dahulu. Benih arwana yang berumur 8 bulan hingga satu tahun sebaiknya
diberok selama 3 hari. Pemberokan bertujuan untuk mengurangi kotoran yang ada
dalam perut ikan sehingga saat dalam kemasan tidak terlalu banyak atau sama
sekli tidak mengeluarkan kotoran yang dapat mempercepat penurunan kualitas air.
c. Jenis Kemasan dan Cara
Pengemasan
Benih yang akan dijual
sebaiknya dikemas dalam sebuah kantong plastik yang diberi air dan oksigen
dengan perbandingan 1 : 3 agar tahan sampai ke tujuan. Kemasan untuk benih arwana
berupa plastik polietilen (PE) berukuran 70 x 140 cm2. Setiap
kemasan memiliki berat sekitar 20 kg. Agar arwana tidak mengalami stres selama
dalam kantong kemasan, sebaiknya mengikuti prosedur berikut ini.
·
Mengisi
plastik dengan air sebanyak kira-kira 18 liter.
·
Memasukkan
benih rwana ke dalam plastik. Setiap kemasan plastik dapat diisi empat ekor
benih arwana.
·
Mengisi
plastik dengan perbandingan air dan oksigen 1 : 3.
·
Mengikat
plastik kuat-kuat dengan karet.
Setelah
benih dikemas plastik, selanjutnya dimasukkan ke dalam dus yang telah dilapisi
styrofoam. Sebelum dus ditutup rapat, di sela-sela kantong plasti tersebut
diletakkan es sebanyak 1 kg yang telah di beri garam secukupnya. Kini benih
siap diangkut. Benih dalam kemasan ini tahan selama 18 jam.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Perikanan Budidaya, 2008. Budidaya Ikan Arwana. http://infokebun.
wordpress.com/2008/06/11/budidaya-ikan-arwana/ . [11 juni 2008].
Ditjen Perikanan Budidaya, 2009. Budidaya
Ikan Arwana Merah. http://id.
shvoong.com/books/1914064-budidaya-ikan-arwana-merah/#ixzz1oFyswSZl . [17 juli 2009].
Ditjen Perikanan Budidaya, 2010. Arwana si Ikan Naga (Dragon Fish) . http://benihikan.net/arwana/arwana-si-ikan-naga-dragon-fish/ . [2010].
http://aroblogs.blogspot.com/2007/09/pakan-arowana.html .[08 september 2007].
Momon
dan Hartono, 2002. Pembenihan Arwana. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Narbuko, C dan A. Ahmadi.
2005. Metodologi Penelitian. Bumi
Aksara. Jakarta. Hal 69;83-156;155
Nazir, Moh. 1988. Metode
Penelitian. Ghalia Indonesia . Jakarta. Hal 65.
Sariono, Dino. 2011. Persiapan Bak Penampungan Air. http://dino15.blogspot.
com /2011/12/persiapan-bak-penampungan-air.html . [26 desember 2001]
Snapsot,
2012. Mengenal Jenis-Jenis Ikan Arwana.
http://hotsnapshot.
blogspot.com . [27 februari 2012].
Subagyo,
J . 1991. Metode Penelitian dalam
Teori dan Praktek . Bumi Aksara.
Jakarta.
Suparmoko,
1995. Metode Penelitian Praktis.
BDFEE. Yogyakarta. Hal 63.
Susanto, H.
2008. Panduan Memelihara Arwana.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto,H.
2004. Arwana. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Sutarjo.
2011. Yang Menarik dari Budidaya Ikan
Hias Arwana. http://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/news/detail/90 . [18 desember 2011].
Zamroh.
2011. Syarat Budidaya Ikan. http://zamroh-perikanan.blogspot.com/
2011/09/syarat-budidaya-ikan.html. [ _ september 2011].