PEMBAHASAN
1. Karakteik Maggot (larva lalat)
Maggot alias belatung sebenarnya larva lalat Hermetia illucens. Namun,
jangan dibayangkan rupa hermetia dewasa itu seperti lalat
rumah Musca domestica
atau lalat hijau Lucia
soricata. Lalat hermetia berwarna hitam pekat sehingga dijuluki black soldier. Sosoknya
mimikri - menyerupai bentuk - tabuhan Trypoxylon
politum, sebangsa lebah. Hermetia dijumpai hidup di sela-sela
tanaman penutup tanah wedelia Wedelia
trilobata yang gampang ditemui di sekitar lingkungan tempat
tinggal.
Saat menetas, larva instar pertama kira-kira 2 mm, panjang tumbuh sebelum
shedding kulit sekitar 5 mm. Larva instar
kedua tumbuh menjadi sekitar 10 mm sebelum mereka melepaskan kulit mereka
menjadi larva instar ketiga. Larva instar ketiga tumbuh antara 15 mm dan 20 mm
sebelum berkelana sebagai pra-kepompong.
Gambar 1 : Larva
Instar I Gambar
2 : Larva Instar II
Gambar 3 : Larva instar III
Maggot (larva lalat) adalah mesin makan yang luar biasa.
Ujung-ujung depan mereka dipersenjatai dengan mulut kait yang digunakan untuk
mengoyak daging busuk/mayat. Ujung belakang mereka terdiri dari sebuah kamar,
di mana anus mereka dan posterior
terletak pada spiracles.
(Mereka juga memiliki spiracles anterior).
Spiracles digunakan untuk bernapas, dan kepemilikan spiracles di lokasi
posterior membuat belatung dapat makan 24 jam sehari.
Antara kepala dan ekor blatung terdapat otot, tersegmentasi tubuh, usus
sederhana dan sepasang kelenjar ludah yang sangat besar. Mereka menggeliat
dengan mudah melalui mayat, mensekresi enzim pencernaan dan menyebarkan bakteri
pembusuk yang membantu menciptakan lingkungan tebal.
2. Kandungan Gizi Maggot
Maggot kaya nutrisi, kandungan protein maggot mencapai
40%. Kadar ini lebih tinggi ketimbang nilai protein pelet buatan, sekitar 20 -
25% .Protein penting bagi kelangsungan hidup ikan, terutama untuk pertumbuhan
dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Mari kita lihat
asam amino yang dikandung oleh maggot melalui Analisa Proksimat yang
memang dibutuhkan oleh ikan.
Methionine 0.83 gram/100 gram protein
l-ys'ne
2.21 gram/100 gram protein
Isoleudne
1.51 gram/100 gram protein
Hlstidlne
0.96 gram/100 gram protein
Leucme
2.61 gram/100 gram protein
Phenylalanie 1.49 gram/100 gram protein
valine
1.77 gram/100 gram protein
l-AI'8'mne
1.77 gram/100 gram protein
Threonine
1 .41 gram/100 gram protein
Tryptophan 0.59 gram/100 gram protein
Hasil uji maggot sebagai pakan memakai ikan hias langka
asal perairan di Jambi dan Kalimantan Barat, balashark Balantiochelius melanopterus
berbobot 1 - 2 g/ekor memuaskan. Asupan 70% pelet udang dan 30% maggot sebagai
pakan selama 12 pekan membuat ikan balashark tumbuh 3 kali lebih besar daripada
kontrol yang diberi 100% pelet udang. Tingkat kelulusan hidup alias survival
rate balashark naik 2 kali lipat menjadi 90% dari sebelumnya 65% pada fase
pembesaran.
Begitu pula daya tahan ikan yang masuk daftar merah International Union for Conservation
of Nature (IUCN) terhadap penyakit itu terdongkrak berlipat ganda.
Indikasi ini tergambar jelas dari peningkatan jumlah sel darah putih dari
2-juta sel/mm3 menjadi di atas 3-juta sel/mm3. Di tubuh,
sel darah putih adalah pasukan tempur penggempur penyakit. Sel darah merah yang
bertugas menyebarkan sari-sari makanan ke seluruh tubuh pun melambung sampai
4.500 sel/mm3 dari sebelumnya 2.800 sel/mm3. Efeknya sari-sari
makanan lebih cepat diserap tubuh menjadi energi.
Di luar maggot yang berbasis protein hewani, kiambang Lemna minor juga potensial
menjadi pakan lele. Kadar proteinnya setara maggot, 43%. Itu yang terungkap
dari penelitian pascasarjana R Zaenal Arifin di Sekolah Ilmu dan Teknologi
Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB). Menurut Zaenal kiambang yang
dibuat tepung dapat menggantikan tepung ikan hingga 45%.
Percobaan pelet
yang dibuat dari campuran 55% tepung ikan dan 45% kiambang memacu pertumbuhan
lele sangkuriang hingga 2,91% bobot tubuh per hari. Jika digunakan dalam
budidaya lele pada kolam seluas 1.000 m2 dengan padat tebar 200 ekor/m2,
pemakaian pelet ini dapat menekan biaya pakan sampai Rp400.000/siklus budidaya.
Jumlah itu terbilang kecil, sekitar 8% dari total biaya
pakan. Namun, sejatinya penggunaan kiambang sebagai pengganti pelet bisa
dioptimalkan jika difermentasi dulu. 'Kiambang segar masih kaya serat, sehingga
sulit dicerna ikan karnivor seperti lele,' ujar Dr Gede Suantika, peneliti
akuakultur SITH ITB. Fermentasi bertujuan menurunkan kadar oligosakarida dan
menghilangkan Anti Nutrition
Factor (ANF)-nutrisi yang sulit dicerna dan menghambat pertumbuhan
ikan.
3.
Manfaat Maggot dalam Dunia Perikanan
Riset
LRBIHAT memakai ikan hias botia Chromobotia
macracanthus menunjukkan hasil serupa. Botia umur sebulan yang
diberi pakan maggot pertumbuhannya terdongkrak 2 kali lipat ketimbang ikan asal
sungai-sungai di Sumatera dan Kalimantan itu
yang diasup pakan bloodworm
dan cacing tanah.
Uji
lain memakai ikan konsumsi seperti lele Clarias
gariepinus, nila Oreochromis
niloticus, dan toman Chana
micropeltes memperlihatkan efek sama. Pengujian tim Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi pada Januari - Desember 2006
pada lele bahkan menunjukkan penurunan signifikan nilai FCR (rasio konversi
pakan). Dengan memakai campuran
50% maggot pada pakan pelet, nilai FCR turun menjadi 1,16 dari sebelumnya,
1,42. Di sini ada selisih nilai FCR sebesar 0,26. Artinya untuk mencetak sekilo
lele cukup membutuhkan 1,16 kg pakan.
Pembesar lele di Kulonprogo, Yogyakarta, membutuhkan 350
kg pelet selama 2 bulan untuk membesarkan 4.000 bibit ukuran 3 - 5 cm. 'Ini
dengan FCR sekitar 1,1. Dengan asumsi nilai FCR turun menjadi 0,9 setelah pakan
dicampur 50% maggot, maka dapat menghemat pakan sebanyak 63 kg. Bila
dikonversikan ke nilai rupiah dengan berpatokan harga per sak pelet isi 30 kg
berkisar Rp190.000 - Rp200.000, ia mengirit Rp380.000 - Rp400.000.
4. Maggot sebagai pengganti Pelet
Maggot ternyata mampu menggantikan pelet sebagai pakan
ternak alternatif untuk ikan. Selain kandungan gizinya tinggi, larva serangga
itu juga ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan pengawet dalam
pembiakannya. Berikut temuan penelitian selengkapnya.
Selain mengetahui seluk-beluk bibit ikan yang bagus,
beternak ikan juga harus memahami kondisi fisik air kolam pemeliharaan. Lalu,
kejelian dalam memilih pakan juga diperlukan untuk menunjang keberhasilan budi
daya ikan.
Pakan berfungsi sebagai sumber energi dan materi
kehidupan dalam budi daya ikan. Karena itu, pakan mempunyai pengaruh penting
terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Selama ini hampir sebagian
besar peternak ikan masih mengandalkan pelet sebagai pakan ikan. Selain mudah
didapat dan awet, proses pembuatannya relatif mudah. Karena itu, peternak bisa
memproduksinya sendiri. Sayang, pelet berbahan pengawet dan mengakibatkan
rusaknya lingkungan perairan. Pelet yang tidak termakan oleh ikan pun akan
meninggalkan sisa. Ini menjadikan air keruh dan kotor.
Untuk itu, diperlukan alternatif pakan ikan alami. Salah
satunya adalah maggot. Inilah yang mendorong Hartoyo dan Purnama Sukardi,
peneliti dari Pusat Ahli Teknologi dan Kemitraan (Pattra) Lembaga Penelitian
Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, meneliti makanan alternatif untuk
ikan peliharaan. Peneliti ingin mencari pakan ikan alami yang ramah lingkungan.
Memproduksi pakan ikan alami memang bukan hal mudah. Tapi, hal itu bukanlah
pekerjaan sulit. Persoalannya terletak pada sarana dan prasarana yang tergolong
cukup mahal untuk ukuran ekonomi masyarakat pedesaan secara umum. Selain itu,
diperlukan keahlian khusus dalam pengoperasiannya. Pakan sebagai makanan ikan
yang baik harus mengandung nilai gizi tinggi dan seimbang.
Gizi utama dalam
pakan ikan setidaknya mengandung unsur protein, lemak, karbohidrat, vitamin,
mineral, dan air. Meski begitu, kebutuhan nutrisi ikan berubah-ubah dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Misalnya, jenis, ukuran, dan aktivitas ikan, dan macam
pakan. Faktor lingkungan tempat ikan hidup juga berpengaruh. Misalnya, suhu air
dan kadar oksigen terlarut dalam kolam. Jumlah pakan yang dibutuhkan ikan
setiap hari berhubungan erat dengan bobot dan umurnya. Namun, persentase
jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya ukuran dan umur ikan. Rata-rata
jumlah pakan harian yang dibutuhkan seekor ikan adalah 3 persen – 5 persen dari
bobot total tubuhnya. Ikan berukuran kecil dan berumur muda membutuhkan jumlah
pakan lebih banyak daripada ikan dewasa berukuran besar. Kebutuhan akan nutrisi
ikan kecil juga lebih tinggi. Terlebih pada kebutuhan unsur proteinnya.
Misalnya, ikan dengan bobot 250 gram, kebutuhan pakan harian 1,7 persen – 5,8
persen dari biomassanya. Sementara ikan yang bobotnya 600 gram, kebutuhan pakan
hariannya hanya 1,3 persen – 3 persen dari biomassanya.
Protein berfungsi membentuk dan memperbaiki jaringan dan
organ tubuh yang rusak. Pada kondisi tertentu protein digunakan sebagai sumber
energi pada proses metabolisme. Karena itu, kadar protein pakan yang rendah
akan menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi lambat. Daya tahan ikan juga menurun
sehingga ikan akan mudah terserang penyakit.
Gambar 4 : Maggot yang dikeringkan
Maggot berasal dari telur lalat yang mengalami
metamorfosis pada fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang
kemudian berubah menjadi lalat dewasa. Larva itu hidup pada daging yang
membusuk. Kadang juga menginvestasi pada luka hewan yang masih hidup. Termasuk
pada manusia. Hasil penelitian menunjukkan, maggot ternyata bisa
dikembangbiakkan pada media tertentu. Salah satunya limbah tahu. Dengan
menambahkan ikan asin, ampas tahu ternyata cukup efektif menjadi media
pembiakan maggot. Ikan asin berfungsi sebagai penarik lalat agar bertelur pada
media yang kemudian menjadi maggot. Dalam prosesnya, penambahan ikan asin tidak
boleh melebihi separo atau 50 persen dari berat ampas tahu. Pembiakan paling
efektif jika ditambahkan 20 persen ikan asin dari berat ampas tahu. Bagaimana
bila ampas tahu tidak ditambah dengan ikan asin? Atau ampas tahu dicampur ikan
asin yang melebihi 50 persen dari ampas tahu? Yang terjadi adalah percuma
karena tidak dapat menghasilkan maggot. Artinya, hal itu mengindikasikan bahwa
lalat membutuhkan perbandingan ampas tahu dan ikan asin atau rucah dengan
komposisi perbandingan tertentu secara tepat.
Ikan asin atau ikan rucah berfungsi
sebagai makanan maggot yang telah jadi. Keberadaannya juga diperlukan sebagai
daya tarik lalat untuk bertelur pada media tersebut. Walaupun demikian,
perbandingan ampas tahu dan ikan asin tidak berpengaruh terhadap kandungan
protein pada maggot. Mengapa ampas tahu? Salah satu alasannya, selain untuk
mengurangi pencemaran lingkungan, khususnya perairan, pada tepung ampas tahu
masih terdapat kandungan gizi. Yaitu, protein (23,55 persen), lemak (5,54
persen), karbohidrat (26,92 persen), abu (17,03 persen), serat kasar (16,53
persen), dan air (10,43 persen).
Ketika ampas tahu dipilih untuk dijadikan media,
diharapkan terjadi transfer energi dari ampas tahu pada maggot yang dihasilkan.
Selain itu, sebagai limbah, ampas tahu mudah didapatkan dengan harga relatif
terjangkau. Hal itu menjadikan teknologi pembiakan maggot merupakan teknologi
yang murah dan mudah diaplikasikan. Diharapkan ada teknologi yang lebih
aplikatif dan sederhana untuk memanfaatkan limbah ampas tahu sebagai pakan
ikan, sehingga masyarakat mudah melakukannya. Selama ini para petani ikan sudah
memanfaatkan limbah ampas tahu untuk pakan ikan. Namun, hal itu dilakukan
secara langsung tanpa melalui proses terlebih dahulu. Padahal, ampas tahu tidak
bisa diberikan kepada semua jenis ikan. Selain itu, hal ini dapat berdampak
negatif, baik pada ikan maupun lingkungan hidup. Terlebih limbah tahu cair,
yaitu sisa air tahu yang tidak menggumpal sehingga mengandung padatan
tersuspensi maupun terlarut. Selanjutnya, terjadi perubahan secara fisika, kimia,
dan hayati yang menghasilkan zat beracun. Tentu hal itu menjadi media potensial
bagi tumbuhnya kuman penyakit.
5. Pembudidayaan Maggot
Memperbanyak maggot dapat dilakukan dengan mudah yaitu
menggunakan media limbah bungkil kelapa sawit. Dan untuk lebih jelasnya kami jabarkan dibawah ini agar
para pembaca dapat mengambil manfaat dan tentu saja menerapkannya dalam unit
usaha budidayanya.
Bahan :
Bungkil kelapa
sawit diayak 50 Kg, air 75 Kg, jeroan 25 Kg, Black soldier, Hermetic Hlucens, wdah peneluran.
Langkah
kerja :
- Semua bahan yang ada dicampurkan, kemudian ditaruh dalam wadah drum ditutup rapat sehingga terjadi reaksi fermentasi.
- Fermentasi dilakukan selama 21 hart
- Setelah itu taruh hasil fermentasi dalam wadah peneluran yang akan mengundang kedatangan Black
- soldier untuk bertelur dipinggiran drum. Telur yang dihasilkan berwarna putih susu kekuningan
- Telur tersebut dipindahkan kedalam wadah penetasan dalam bentuk apa saja karena tidak memerlukan kandang tertentu. Setelah 12 hari telur akan menetas dan menjadi apa yang kita sebut Maggot
- Setelah pemeliharaan 12 hari Maggot tersebut dapat langsung kita berikan
Gambar 5
: Proses Pemeliharaan Larva Maggot
Selain menggunakan bungkil kelapa
sawit juga dapat menggunakan ampas tahu tetapi jenis lalat yang digunakan
berbeda yaitu Calliphora sp, lalat hijau, untuk menghasilkan maggot dari jenis
lalat ini memerlukan kandang induk/ shelter dengan kantong untuk pemanenan yang
didalamnya diberikan limbah insang sebagai atraktan dan selama pemeliharaan
diberikan ampas tahu. Setelah D5 Maggot tersebut dapat digunakan sebagai pakan
terkadang diberikan enrichment buah galinggem, selain sebagai vitamin juga
merubah maggot menjadi lebih berwarna kemerahan sehingga menarik perhatian
beberapa jenis ikan untuk melahapnya.
Maggot
yang menjijikkan ini diharapkan menjadi salah satu jalan keluar agar
pembudidaya dapat menggunakan limbah yang ada seperti ampas tahu yang dulu
dibuang dpat digunakan sebagai pakan induk Calliphora sp, lalat hijau untuk
menghasilkan maggot. Limbah yang tadinya hanya untuk dibuang ternyata jika
diteliti kembali dapat digunakan mrnjadi sesuatu yang berguna, ini juga
seharusnya menjadi motivasi para generasi muda yang bergerak di bidang
perikanan untuk terus berkarya dan menemukan inovasi terbaru.
Bagaimana halnya
dengan usaha perikanan di daerah-daerah yang notabene sumberdaya kelapa
sawitnya tidak ada. Berbagai bahan lokal sebagai pengganti bungkil kelapa sawit
banyak terdapat di sekitar lokasi budidaya. Pembudidaya ikan dapat mensiasati
dengan memanfaatkan limbah industri yang relatif murah dan mudah diperoleh.
Limbah industri yang biasanya hampir terdapat di setiap daerah adalah limbah
ampas tahu. Dengan memegang prinsip bahwa larva maggot hidup pada daging yang
membusuk, kita dapat memanfaatkan daging keong mas yang terkadang menjadi hama
baik di sawah maupun kolam.
Pemanfaatan keong
mas didasari bahwa murah, mudah diperoleh dan tidak berkompetisi dengan
konsumsi manusia seperti halnya ikan asin atau ikan lainnya. Keberadaan keong
mas diperlukan sebagai daya tarik lalat untuk bertelur pada media tersebut.
Prinsip produksi maggot dengan media ampas tahu tidak jauh berbeda dengan
menggunakan media kelapa sawit. Pemanfaatan berbagai macam media tidak
mempengaruhi kandungan protein dari belatung itu sendiri.
Teknologi
produksi belatung atau maggot ini merupakan teknologi yang murah, ramah
lingkungan dan mudah diaplikasikan oleh segenap lapisan masyarakat. Hanya saja
yang perlu diperhatikan adalah lokasi produksi belatung, tidak terlalu dekat
dengan pemukiman. Hal ini untuk menghindari bau yang tidak sedap yang dapat
menggangu masyarakat di sekitarnya.
6.Peluang Maggot dalam Dalam Dunia
Perikanan
Peluang maggot menjadi pakan alternatif ikan memang
terbuka lebar. Apalagi ia dapat menggantikan fungsi tepung ikan sebagai sumber
protein pada pelet. Selama ini pabrik-pabrik pakan di tanahair masih bergantung
pada tepung ikan impor dari negara Amerika Latin seperti Chili dan Peru. Berdasarkan
data LRBIHAT impor tepung ikan Indonesia
mencapai US$200-juta setiap tahun.
Produsen pakan ikan di Pakanbaru Jutie Limin, menuturkan
konsumsi tepung ikan perusahaan miliknya dengan kapasitas produksi 100 - 200 kg
pelet per hari meningkat 50% dibandingkan 3 tahun lalu. Kini pemilik Mutiara
Mas Aquarium di bilangan Jalan Riau itu menyerap sampai 1 ton per bulan tepung
ikan yang dipasok dari agen di Medan, Sumatera Utara. Komposisi tepung ikan
pada pelet mencapai 20 - 30%.
Tidak selamanya negara produsen bisa menjamin pasokan
tepung ikan. Itu paling tidak terlihat dari gejolak harga pakan berbahan baku
tepung ikan impor yang banyak membuat peternak ketar-ketir. Contoh pelet lele.
Sekitar 8 tahun lalu per sak isi 30 kg hanya Rp78.000, kini mencapai Rp190.000
- Rp200.000. 'Biaya pakan pelet menyerap 80% ongkos produksi,' kata Mirsi,
peternak lele paiton di Cilegon, Provinsi Banten.
Maka dari itu munculnya maggot sebagai sumber pengganti
tepung ikan sangat dinantikan. 'Tepung ikan berasal dari ikan tangkapan laut
yang kini jumlah penangkapannya terus menurun. Padahal, kebutuhan pakan untuk
ikan budidaya terus meningkat seiring meningkatnya konsumsi ikan akibat
pertambahan jumlah penduduk,' kata Melta Rini. Saat ini konsumsi ikan Indonesia
sekitar 15 kg/kapita/tahun. Jauh di bawah standar FAO sebesar 25
kg/kapita/tahun.
Maggot tidak sulit dibudidayakan. Media ampas tahu,
tapioka, dan palm kernel meal alias bungkil kelapa sawit, dapat dipakai
membiakkan larva lalat. Yang membedakan ragam media itu adalah produksi maggot.
Sejauh ini media bungkil kelapa sawit terbaik. Riset LRBIHAT menunjukkan dengan
3 kg bungkil dapat diproduksi 1 kg maggot. Ampas tahu? Dengan jumlah sama
paling pol menghasilkan 0,25 - 0,5 kg maggot.
Kalau pemkot bisa meyebarkan luaskan informasi ini kepada masyarakat,pasar,tentu sampah organik tidak akan bikin pusing,karena masalah sampah dikota besar kelihatannya selalu dipolistisir,jadinya gagal terus.Atau mereka ingin ini dijadikan duit,memang pejabat INA isi otaknya hanya duit melulu,lihat kasus korupsi di INA yang menyangkut banyak pejabat publik.
BalasHapusbetul sekali bro
HapusUntuk manteman smua yang mau maju dan mau berusaha terutama budidaya maggot, banyak panduan di youtube cari yang gratisan buat pemula.banyaklah bertanya dan banyak belajar supaya kemampuan kita bertambah terus.
Hapussalam sukses, maju terus indonesia.
Ini baru idee yang luar biasa utk mengurangi sampah organik dikota,tidak perlu modal besar,tolong juga gambar rumah maggot,supaya kita bisa bikin sendiri,sembari membantu pemkot mengurangi sampah organik.
BalasHapusKok tidak ada gambarnya,tolong dilengkapi,berita ini tolong juga dikirim ke menteri kelautan n perikanan,karena kata beliau iomprt tepung ikan dari luarn negeri seharga trillunan,sembari mengurangi sampah organik.
BalasHapusSelamat pagi,
BalasHapusSaya bermaksud untuk membudidayakan maggot di daerah Bandung.
Apakah ada info dimana bisa didapat bibit berupa telur lalatnya?
terimakasih sebelumnya.
Selamat pagi , terimakasih artikelnya sangat membantu, saya sudah coba dan hasilnya luar biasa bagus, sekarang saya sudah buatkan kandang karena sudah ada ribuan lalattentara, semoga banyak yg berhasil, ini video kandang dan cara saya ternak lalat tentara https://www.youtube.com/watch?v=eU-RAOpfqMM , moga membantu, salam
BalasHapus