Senin, 17 September 2012

PEMBENIHAN IKAN HIAS BLACK GHOST


I.          PENDAHULUAN
Ikan Black Ghost ( Afteronotus albifrons, Linneaus ) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai peluang bisnis yang potensial. Ikan jenis ini belum banyak dikenal oleh masyarakat tetapi saat ini beberapa pengusaha ikan hias memproduksi benih sebagai komoditas lokal maupun ekspor.
" Black Ghost " berasal dari sungai Amazon, Amerika Selatan merupakan ikan pendamai, yang ukurannya dapat mencapai 50 cm, tubuhnya memanjang dan pipih dengan warna tubuh hitam. Ikan ini digolongkan kedalam ikan pisau (Knifefishes), karena secara keseluruhan bentuk tubuhnya menyerupai pisau melebar dari bagian kepala dan badan kemudian melancip dibagian perut.
Persyaratan kualitas air media yang dikehendaki ikan Black Ghost yaitu ' Soft ' ( lunak ) dan cenderung asam, walaupun demikian ' Black Ghost ' relatif dapat hidup pada kondisi air yang bervariasi. Black Ghost juga memilih makanan jenis tertentu, dapat memakan pakan kering, beku maupun makanan hidup, walaupun demikian lebih suka jika diberi pakan cacing rambut.
 
II. KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA
Sarana dan bahan yang diperlukan untuk memproduksi ikan " Black Ghost " adalah :
1. Wadah pemeliharaan & perlengkapan
~ Akuarium ukuran ( 40 x 40 x 80 ) cm sebagai tempat pemeliharaan induk dan sekaligus tempat pemijahan dilengkapi dengan tempat penempelan telur berupa baki plastik yang diisi dengan batu, atau batang pohon pakis.
~ Akuarium ukuran ( 60 x 40 x 40 ) cm sebagai tempat penetasan telur.
~ Instalasi aerasi berupa blower, selang aerasi dan batu aerasi.
~ Peralatan lain seperti selang untuk mengganti air, soope net dan alat-alat pembersih akuarium (sikat,dll)
2. Pakan
~ 'Blood worm' yang digunakan sebagai pakan induk.
~ Cacing rambut yang digunakan sebagai pakan ikan mulai umur + 2 minggu sampai dewasa.
~ Artemia, yang digunakan untuk pakan larva.
 
III. Kegiatan Operasional
1. Pembenihan
Kegiatan pembenihan meliputi pemeliharaan induk dan calon induk, pemijahan serta perawatan larva.
1.1. Pemeliharaan Induk
Perbedaan jantan dan betina ikan dewasa terutama dapat dilihat dari panjang dagunya (jarak antara ujung mulut dengan tutup insang). Pada ikan jantan, dagunya relatif lebih panjang dibandingkan dengan ikan betina. Ikan jantan relatif lebih langsing dibandingkan dengan ikan betina yang mempunyai bentuk perut yang gendut. Pada induk jantan dewasa, terdapat cairan putih (sperma) apabila diurut bagian perutnya. Induk Black Ghost dapat matang telur setelah berumur sekitar satu tahun dengan panjang + 15 cm.
Induk betina dan jantan dipelihara dalam satu wadah berupa akuarium berukuran ( 80 x 40 x 50 ) cm, yang dilengkapi dengan instalasi aerasi dengan pakan berupa 'Blood Warm' yang diberikan dengan frekuensi 3 kali/hari secara (ad libitum).
Pergantian air harus dilakukan setiap hari untuk membuang kotoran-kotoran yang terdapat di dasar akuarium dan menjaga kualitas media pemeliharaan.
1.2. Pemijahan
Pemijahan dilakukan secara masal di dalam akuarium yang sekaligus sebagai tempat pemeliharaan induk. Perbandingan induk betina dan jantan adalah 2 : 1. Pada wadah pemijahan tersebut, ditempatkan baki plastik berukuran ( 30x20x7 )cm yang diisi dengan batu sebagai tempat penempelan telur dan pada bagian tengah baki ditutup dengan baki berlubang (20x15x10) cm untuk melindungi telur dari pemangsaan induknya sendiri. Untuk akuarium ukuran (80 x 60 x 50 ) cm dapat dipelihara 10 ekor induk betina dan paling sedikit 5 ekor jantan.
Lingkungan tempat pemeliharaan dan pemijahan ikan Black Ghost biasanya dibuat relatif gelap, dan ikan ini memijah pada malam hari. Menjelang terbit matahari, tempat penempelan telur berupa baki harus segera diambil dan dipindahkan ke tempat penetasan, untuk menghindari pemangsaan telur tersebut oleh induknya. Telur yang dipanen dari baki pemijahan + 200 butir/hari.
1.3. Penetasan telur dan perawatan larva
Penetasan telur dilakukan di akuarium, dan akan menetas pada hari ketiga. Makanan berupa naupli artemia mulai diberikan pada hari ke-10 setelah penetasan dan selanjutnya diberi cacing rambut secara ad libitum.
1.4. Pendederan dan Pembesaran
Kegiatan pendederan dilakukan setelah larva dapat memakan cacing rambut, yaitu + berumur 2 minggu, sampai ikan mencapai ukuran + 1 inchi dengan lama pemeliharaan 1 - 15 bulan sedangkan kegiatan pembesaran ikan Black Ghost dilakukan untuk mencapai ukuran komersial, yaitu 2-3 inchi. Wadah yang digunakan dapat berupa akuarium atau bak dengan padat tebar 2 - 5 ekor / l. Pakan yang diberikan selama pemeliharaan adalah cacing rambut secara ad libitum. Ikan Black Ghost dengan ukuran 2 inchi dapat dicapai dalam waktu dua bulan. Sedangkan ukuran 3 inchi dapat dicapai dengan menambah waktu pemeliharaan selama tiga minggu. Penyiphonan untuk membuang kotoran harus dilakukan setiap hari agar kualitas media tetap terjaga.


Pembenihan Kuda Laut


Kuda Laut (Hippocampus) merupakan salah satu jenis ikan hias yang bernilai tinggi. Selain untuk kebutuhan pasar dalam negeri juga memasuki pasaran luar negeri. Dari data yang telah ada kuda laut telah diekspor ke beberapa negara antara lain : Singapura , Hongkong , Taiwan, AS, dan Eropa . Pemasaran kuda laut meliputi dijual hidup untuk ikan hias, dijual kering sebagai bahan ramuan obat tradisional (obat kuat) dan untuk jenis penyakit tertentu.
Benih merupakan salah satu faktor pembatas yang menyebabkan budidaya kuda laut belum berkembang. Dengan keberhasilan rekayasa teknik pembenihan kuda laut di Balai Budidaya Laut Lampung, maka usaha budidayanya segera dapat dikembangkan sehingga ketergantungan hasil tangkapan di alam dapat dikurangi.
Pemeliharaan Induk
Induk kuda laut yang diperoleh di alam dipelihara di bak beton 5 m3 di laboratorium. Di dalam bak dibuatkan tempat bertengger berbentuk prisma (piramid) dari bambu. Pemberian pakan 2-3 kali sehari adlibitum yaitu pada pagi, siang dan sore hari, berupa udang rebon dan udang jambret.
Pemijahan dan Pengeraman
Kuda laut dapat memijah secara alami di bak terkontrol, telur hasil pijahan akan dierami oleh induk jantan. Setelah terjadi pemijahan, induk jantan dipisahkan atau tetap bersama dengan induk yang lain. Lama pengeraman lebih kurang 10 hari. Sebaiknya induk dihindarkan dari hal-halyang menyebabkan stress yang mengakibatkan juwana dikelurakan sebelum waktunya (premature) sehingga tidak mampu bertahan hidup lebih lama.
Kelahiran Juwana
Induk jantan yang sudah mengerami telur pada hari ke-9 dipindahkan ke bak lain yang telah disiapkan sebelumnya. Pada hari ke-10 juwana akan dikeluarkan dari kantung jantan. Pengeluaran juwana umumnya pada malam hari. Setelah seluruh juwana dikeluarkan, induk jantan dipindahkan ke bak pemeliharaan induk.
Padat Penebaran
Juwana dapat dipelihara di tempat terlindung maupun yang terkena sinar matahari langsung. Pemeliharaan di bak beton maupun di bak fibreglass memberikan hasil yang cukup baik. Pada penebaran juwana umur 1 hari (D!) adalah 1-5 ekor / liter.
Penyiapan dan Pemberian Pakan
Nauplii Copepoda
Nauplii Copepoda dapat digunakan sebagai pakan awal juwana kuda laut umur 1 – 15 hari. Copepoda dapat dikultur di air laut (25-30 ppt) ditambah pupuk organik selama 5-8 hari. Nauplii Copepoda dipanen dengan plankton net 60 mikron.
Artemia
Nauplii artemia baru diberikan setelah juwana berumur 14 hari. Kista artemia dapat ditetaskan dalam fibreglass, yang pada bagian bawahnya berbentuk kerucut dan berwarna terang, diisi air laut bersih dan diberi aerasi kuat. Telur akan menetas setelah 19-24 jam pada temperatur kamar.
Kualitas Air Pemeliharaan
Parameter
Induk
Juwana
Pengganti Air dan Penyiponan
Penggantian air dilakukan setiap hari mulai hari ke-3 sebanyak 5-50% sampai umur 30 hari. Sebelum dilakukan penggantian air terlebih dahulu dapat dilakukan penyiponan untuk membersihkan kotoran dan sisa pakan yang mati dan mengendap di dasar bak. Bila kotoran dan sisa pakan yang mati tidak dibuang akan membusuk dan mengakibatkan menurunnya kualitas air. Penyiponan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, untuk menghindari teraduknya kotoran. Sebaiknya pengudaraan dihentikan terlebih dahulu selama penyiponan.
Phytoplankton
Phytoplankton misalnya Tetraselmis atau dari jenis lain dapat ditambahkan ke dalam bak pemeliharaan. Kepadatan phytoplankton dapat bervariasi sesuai kebutuhan, 50-300 ribu sel/ml untuk Tetraselmis. Penambahan phytoplankton selain berperan penting untuk memperbaiki kualitas air juga berfungsi untuk pakan Copepoda dan Artemia.
Petumbuhan
Pertumbuhan juwana kuda laut cukup baik dengan parameter panjang tubuh dan berat badan sebagai berikut :
Umur (Hari)
Panjang Tubuh (Cm)
Berat Badan (Gram)
Kelulusan Hidup
Kelulusan hidup pemeliharaan juwana kuda laut diluar laboratorium adalah sebagai berikut :
Jumlah Awal (ekor) D1
Jumlah Akhir (ekor) D30
SR (%)
Kuda laut yang mempunyai nilai ekonomis, cukup baik dan dapat dikembangbiakan di panti pembenihan. Hal ini diharapkan akan mampu mendorong perkembangan budidaya dimasa yang akan datang, sehingga ketergantungan akan hasil tangkapan dari alam dapat diatasi.
Sumber : Balai Budidaya Laut Lampung, Kotak Pos 74, Teluk Betung, Bandar Lampung 35401, Telp/Fax : 0721-471379.
KUda laut jantan yang melahirkan
Kuda laut (Cavalluccio Marino) merupakan hewan yang sangat unik. Ia memiliki baju yang disebut baju zirah atau “baju besi” yang berfungsi sebagai pelindung bahaya. Baju Zirah itu sangat keras seperti batu, bahkan tidak bisa dihancurkan hanya dengan tangan manusia. Kuda laut ini ternyata termasuk dalam jenis ikan, dan bernafas dengan insang. Ukuran mereka bervariasi dari sekitar 4 sampai 30 sentimeter.
http://media.vivanews.com/thumbs/61508_kuda_laut_thumb_300_225.jpg
Meskipun termasuk dalam jenis ikan, cara berenang kuda laut berbeda dengan cara berenang ikan. Kuda laut bergerak dalam air dengan cara mengubah isi udara dalam kantung renangnya. Jika kantung renang ini rusak dan kehilangan sedikit udara, kuda laut tenggelam ke dasar laut. Kuda laut berenang dengan tubuh yang tegak dan mereka dapat menganggukkan kepala ke atas dan ke bawah.
Mata kuda laut sangat unik. Ia bisa melihat dua buah benda yg berbeda pada waktu yang bersamaan. Matanya juga dapat bergerak dengan bebas, berputar-putar mengamati setiap sisi sehingga mereka dapat melihat sekelilingnya dengan mudah, tanpa harus menggerakkan kepalanya ke kiri dan ke kanan.
Tubuh kuda laut itu berwarna-warni (merah, kuning, hijau, dan hitam) dan bisa berubah sesuai dengan keadaan sinar matahari yang menyinari tubuhnya, dan keadaan tubuhnya sendiri. Walaupun memiliki banyak warna, namun beberapa spesiesnya berwarna sebagian transparan, sehingga tidak mudah dilihat. Kuda laut biasanya tinggal di sekitar karang-karang laut dan menambatkan ekornya pada celah bebatuan. Ia hidup menyebar di perairan tropis di seluruh lautan dunia.
Hal yang paling unik dari kuda laut adalah si jantan, yang melahirkan anak-anaknya. Kuda laut jantan ini memiliki kantung perut yang besar dan pembuka seperti celah di bagian dasar perutnya. Kuda laut betina akan meletakkan telur-telurnya langsung ke dalam kantung perut itu dan kuda laut jantan membuahi telur saat dijatuhkan.
Lapisan dalam kantung perut menjadi seperti spons dan dipenuhi dengan pembuluh darah, yang berfungsi untuk memberi makan telur atau embrio. Kantong perut atau kantung benih berfungsi untuk menyimpan telur yang diberikan sang betina.
Telur-telur akan mengalir melalui tabung ke kantong benih kemudian mereka akan dibuahi. Hasil pembuahannya dinamakan embrio. Embrio akan berkembang selama 10 hari sampai 6 minggu, tergantung pada spesies dan kondisi air.
Jika sudah waktunya, ‘melahirkan’ sang jantan akan memompa ekornya sampai bayi kuda laut keluar. Bayi-bayi kuda laut akan keluar dengan bentuk yang sangat kecil. Selain untuk mengandung, kantong kuda laut jantan juga berfungsi untuk mengatur kadar garam, agar sesuai dengan lingkungan luar saat telur menetas.
Kehidupan kuda laut di perairan Indonesia, ternyata terancam punah teman-teman. Habitat mereka, berupa karang-karang laut, rusak akibat ulah manusia. Keunikan kuda laut membuat banyak orang ingin menjadikannya koleksi, hal itu berakibat pada semakin sedikitnya jumlah kuda laut karena ditangkap secara berlebihan.
Nah, jangan sampai kuda laut ini punah di kemudian hari, dan kita tidak bisa melihatnya lagi. Untuk itu, teman-teman harus ikut serta menjaga laut Indonesia agar bisa menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi para kuda laut.

Selasa, 05 Juni 2012

TEKNIK PEMBENIHAN ARWANA


I. PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Perkembangan ikan hias arwana (Sclerophages formosus) kurang begitu pesat tidak seperti pada tahun 1990 s/d 2005 malah mengalami kemunduran padahal saat ini sudah banyak farm baru yang memproduksi berhasil membiakan arwana dengan beragam kualitas semangkin variatif sekali. Setelah tahun 2007 ini mulai adanya kontes ikan arwana di beberapa daerah dan sarana rekreasi masyarakat dan fasiltas ruangan lobby hotel dan perkantoran memperkenalkan kembali ikan hias asli Indonesia dapat membangkitkan hobies baru dalam negeri untuk memelihara kembali ikan arwana yang sudah diakui keindahanya di mancanegara. (www.rully-arwana.com)
Sejak tahun 1969, arwana telah dicatat dalam Red Data Book yang dikeluarkan oleh Organnisasi Konservasi Sumber Daya Alam Hayati Dunia (IUCN) sebagai salah satu fauna langka di Dunia. Dalam konservasi internasional yang mengatur perdagangan flora dan fauna langka, CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora) mengkategorikan arwana sebagai Apendix 1 yang berarti langka, boleh diperdagangkan tetapi dengan pengawasan yang sangat ketat. Indonesia menjadi anggota CITES sejak tahun 1978. Ironisnya, dengan pembatasan perdagangan tersebut perburuan secara gelap semakin ganas karena nilai ekonomisnya semakin menjulang. Di Indonesia, arwana pun telah dilindungi oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Pertanian no.716/Kpts/Um/10/1980. (Momon dan Hartono, 2002).
Dijelaskan lebih lanjut oleh Momon dan Hartono (2002), bahwa oleh para penggemar arwana, arwana sebagai ikan kayangan dan merupakan titisan dewa. Ikan ini pun diyakini pembawa hoki. Arwana garis naga yang dalam bahasa mandarin disebut Le Tiaw Lung (seekor naga), diyakini dapat membawa keberuntungan. Arwana juga dijadikan simbol status, kepuasan dan kebanggaan bagi pemiliknya, penampilannya tampak anggun dan berwibawa serta gerakannya tenang. Sisiknya berkilau bila terkena cahaya. Seluruh keindahan yang dimiliki arwana merupakan daya tarik tersendiri yang ditemukan pada ikan hias lainnya.
Dengan semakin meningkatnya permintaan ikan arwana untuk saat ini, maka menyebabkan  budidaya ikan arwana mengalami peningkatan, sehingga secara langsung akan memempengaruhi permintaan benih yang semakin meningkat pula. Akan tetapi, kuantitas  benih saat ini masih belum sepenuhnya terpenuhi terutama untuk benih yang berkualitas baik sehingga pembenihan ikan arwana masih memiliki prospek yang cukup baik. Untuk menghasilkan benih dengan kualitas yang baik, maka suatu unit pembenihan memerlukan sarana dan prasarana yang memadai. Oleh karena itu, untuk pemilihan lokasi PKL lll yaitu di Hatchery Mina Karya Mandiri dikarenakan lokasi praktek tersebut memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai yang akan menunjang seluruh kegiatan pembenihan ikan arwana, sehingga penulis dalam Praktek kerja Lapang lll tertarik untuk mengambil judul Teknik Pembenihan Ikan Arwana di Hatchery Mina Karya Mandiri Desa Menayu, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.


1.2.    Maksud dan Tujuan
1.2.1. Maksud
Maksud dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) IIl adalah untuk mengikuti kegiatan pembenihan ikan arwana (Sclerophages formosus) mulai dari persiapan pembenihan, pengadaan dan persiapan calon induk, proses pembenihan,  managemen pakan, managemen kualitas air, panen.

1.2.2. Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) IlI adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang teknik pembenihan ikan arwana (Sclerophages formosus). 

                                             II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1.     Biologi Ikan Arwana
2.1.1.   Klasifikasi Ikan Arwana
Arwana (Scleropages formosus) dikenal dengan berbagai nama lokal seperti : Ikan Naga, Barramundi, Saratoga, Pla Tapad, Kelesa, Siluk, Kayangan, Peyang, Tangkeleso, Aruwana / Arowana, termasuk dalam kelompok ikan primitif yang berevolusi lebih dari 10 juta tahun. Fosil ikan ini ditemukan diberbagai tempat dan diduga berumur antara 10-60 juta tahun (tergantung pada spesies dan tempatnya). Arwana digolongkan dalam famili Osteoglosidae, memiliki karakteristik badan memanjang, sirip dubur terletak jauh di belakang badan. Arwana Asia umumnya memiliki warna keperak-perakan. Ada empat variasi warna yaitu Arwana hijau ditemukan di Vietnam, Birma, Thailand, dan Malaysia, warna emas dengan ekor merah ditemukan di Indonesia, dan warna emas ditemukan di Malaysia. Di Kalimantan Barat ditemukan arwana berwarna merah, sedangkan di Sumatera Selatan berwarna hijau putih. (Allan Cole, 2008)
Bersangkutan dengan hal tersebut Ditjen Perikanan Budidaya (2011), menyatakan bahwa ada empat genus yang dikenal tetapi yang lazim dan banyak diperdagangkan hanya dua genus yaitu Scleropages dan Osteoglossum. Sementara itu arwana asia sering disebut ikan naga, ikan kayangan atau ikan siluk karena berasal dari genus Scleopages. Berikut adalah klasifikasi ikan arwana:
Filum               : Chordata
Subfilum          : Vertebrata
Kelas               : Pisces
Sub Kelas        : Teleostei
Ordo                : Malacopterygii
Famili              : Osteoglossidae (Bonytongues)
Genus             : 1. Arapaima                Spesies   : Arapaima gigas (giant                   arwana)
                          2. Osteoglossum        Spesies   : Osteoglossum    bicirrbosum
                                                              Spesies   : Osteoglossum ferreirai
                          3. Scleropages           Spesies  : Scleropages formosus
              Spesies  : Scleropages guntberi
              Spesies  : Scleropages Leicbardti
              Spesies  : Scleropages Jardini
                          4. Clupisudis               Spesies  : Clupisudis nilot/Heterotis Nilotic
                 (nile arowana)

2.1.2.   Morfologi
Secara morfologis (ciri-ciri fisik),badan dan kepala arwana agak padat. Tubuhnya pipih dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut hingga sirip punggung. Garis lateral atau gurat sisi yang terletak di samping kiri dan kanan tubuh arwana panjangnya antara 20-24 cm. bentuk mulutnya mengarah keatas dan mempunyai sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh. Giginya berjumlah 15 - 17. Bagian insangnya di lengkapi dengan penutup insang. Letak sirip punggungnya berdekatan dengan pangkal sirip ekor (caudal). Sirip anusnya lebih panjang dari pada sirip punggung (dorsal), hampir mencapai sirip perut (ventral). Panjang arwana arwana dewasa sangat variatif, antara 30 - 80 cm. Sisiknya berukuran besar dan permukaanya mengkilap. Bentuk sisiknya berupa cycloid atau melingkar. (Ditjen Perikanan Budidaya, 2011).




Rounded Rectangle: Gambar 1. Ikan Arwana









2.1.3.   Jenis Arwana
            Arwana mempunyai bentuk tubuh yang unik, yaitu memanjang dan ramping menyerupai pisau. Selain itu, arwana juga memiliki ciri khas tersendiri, yaitu dua buah sungut yang terdapat pada bibir bawahnya. Sungut tersebut berfungsi sebagai sensor getar untuk mengetahui posisi mangsa. Gerakan renang arwana sangat anggun dan sisik-sisiknya yang berkilau menambah indah sosok arwana. Arwana termasuk jenis ikan yang dilindungi karena ketersediaannya di alam dalam jumlah yang terbatas. Hal inilah yang menyebabkan mahalnya harga arwana. Meskipun harganya termasuk mahal, namun arwana tetap diminati oleh bayak orang karena keindahannya. Berikut ini adalah jenis-jenis arwana yang berkembang di seluruh dunia menurut Snapsot (2012) yaitu:
1.            Arwana Super Red
            Arwana jenis ini berasal dari Indonesia, tepatnya di pulau Kalimantan bagian barat di sungai kapuas dan danau sentarum. Arwana jenis ini pada dasarnya terbagi lagi menjadi beberapa varietas berdasarkan warna, yaitu warna merah darah (blood red), merah cabe/cabai (chili red), merah oranye (orange red). Arwana jenis ini sudah memiliki warna merah pada sirip, ekor, dayung dan


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEht-donyUokLzP-SXTxcPp0vUArLplKLvzOD7UarVqD0eZB3WNpbgZzqzNKD8pHPKasou-lvH1zcOHYBIOnszCO8RLTvFnd0j0i0Ya9R1ymLHda7qqZsFZ4MYpF-hrKIg2g7GTLhPVeauCW/s320/ARWANA1.jpg

sungut sejak kecil yang kemudian akan muncul juga di bagian pipi dan pinggir insang. Ring akan mulai terlihat sejak mencapai ukuran 25 cm, namun belum mengeluarkan warna merah. Warna merah pada badan akan mulai keluar saat ikan berumur kurang lebih 3-4 tahun. Namun para hobiis sering kali menggunakan trik-trik untuk membantu mempercepat perkembangan warna, seperti tanning, pemberian pakan yang bagus untuk perkembangan warna, atau dengan menempatkan ikan di kolam yang terkena sinar matahari langsung. Arwana super red merupakan salah satu varietas arwana kebanggaan Indonesia. Keanggunan dan warnanya membuat arwana jenis ini sangat di gemari para hobiis di seluruh dunia.


Rounded Rectangle: Gambar 2. Arwana Super Red
 


2. Cross Black Golden Arwana (X Black Golden)
Varietas cross back golden / x back golden ini berasal dari Malaysia, seperti di daerah Perak, Johor, Bukit Merah dan Trengganu. Golden cross back / x back merupakan salah satu dari varietas arowana golden. Arwana ini di sebut cross back / x back karena pada saat dewasa ring pada sisik bisa sampai melewati punggung. Warna emas yang dimiliki arwana varietas ini cenderung lebih terang/mengkilap. Golden cross back sedikit susah untuk di dapatkan, sehingga harganya pun lebih mahal dari varietas lainnya seperti Super Red. Yang unik dari varietas ini adalah warna dasarnya yang beragam, mulai dari blue base, purple base, silver base dan gold base. Khusus untuk jenis yang memiliki


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRsAt1Q2M3FAnyYlaq1zgI50-2waevcKznIGig31dz8QMZaSRkXSIuOnkawsdeDOIL3G9077X2QEWH5q0yuvdyBQ2tt0VyQKXJiBZchqXBvCMnkF-kC61tXIeK2Wb-8ktYg8zJZHr-a-01/s1600/Cross-Black-Golden-Arwana-X-Black-Golden.jpeg

warna gold base, lebih cepat mencapai warna yang penuh (umur muda).


Rounded Rectangle: Gambar 3. Cross Black Golden Arwana
 


3. Red Tail Golden Arwana


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiC0hTuDqP9JlEfttbTr3LFCmwedlA8H63Kq2e7mh0cykcLfoLNNsKgHfD6vfMXYs1pjoy0PglhQxU5qWJSI1NS1uHRzEw0qHf5WMmSJlOYcR2p1EsfL0Lr1Ntn14CWgSKcAJNg9tU-gce/s320/Red-Tail-Golden-Arwana.jpeg

            Red tail golden adalah salah satu varietas golden yang berasal dari Indonesia, khususnya Pekan baru – Sumatera. Arwana jenis ini sifatnya lebih agresif dari Cross Black Golden. Seperti halnya XCross Black Golden, arwana ini juga memiliki keragaman warna dasar/base color seperti, blue base, green base dan gold base. Arwana ini dapat tumbuh lebih besar dari pada Cross Black Golden. Kekurangan dari arwana ini adalah warna sisik pada umumnya tidak bisa sampai melewati punggung dan hanya sampai pada level sisik ke 4 (dihitung dari bawah badan ke atas). Harga varietas ini lebih murah dari super red, meski demikian arwana ini tetap memiliki kebanggaan tersendiri bagi pemiliknya.


Rounded Rectangle: Gambar 4. Red Tail Golden Arwana
 
4.         Green Arwana (Arwana Pino)


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPTCQE02K-Cs6_mdqt7vM90ZVuUR0ncrYFpWsfRLmjUtwufIe3le9smFBwOCtJRe3Vf_BLAp0e-tmANC_ac2MkuiOUOLu665_wpMyP999GOfQeh0dpm7L8oe7tnQ-rEfCw2qJO4_pIsENc/s1600/Green-Arwana-Arwana-Pino.jpeg

Disebut green arwana karena jenis ini memiliki warna dasar hijau. Meski pun tidak memiliki ring (warna mengkilap di pinggir sisik) seperti saudaranya Super Red, Red Tail Golden/ Cross Black Golden, green arwana juga memiliki keindahan tersendiri. Varietas ini bisa ditemukan di Malaysia, Kamboja, Thailand, Indonesia & Myanmar. Green arwana biasa dikalangan hobbies di sebut arwana pino.


Rounded Rectangle: Gambar 5. Green Arwana
 


5.         Banjar Red Arwana
Jenis ini sering kali dianggap sebagai varietas arwana merah kelas dua. Walau begitu, jenis ini tetap memiliki ciri & khasnya sendiri. Sehingga para hobiis masih tetap memburu arwana jenis ini sebagai koleksi. Warna sisiknya yang memiliki warna dasar kehijauan & membentuk seperti tapal kuda dan sedikit merah muda di usia dewasa membuat arwana jenis ini cukup unik. Banjar red di usia mudanya, ukuran 10-15 cm terlihat sangat mirip dengan arwana super red. Dari warna ekor dan sirip yang kemerahan, begitu juga dengan dayung hampir sama dengan arwana super red. Namun setelah mencapai ukuran 15-20 cm pada umumnya warnanya mulai berubah. Ekor mulai terlihat oranye. Banjar red tidak memiliki ring pada umumnya, sama halnya dengan green arwana. Harga dari banjar red pun lebih mahal dari green arwana (pino).


Rounded Rectangle: Gambar 6. Banjar Red Arwana



Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgfA3sAApOf2nKIQXjAz24nG6WQBPxaVBLoOU2XtnBrQ50rMkBQ1dy_wZJh8Yqiprv4vLc-Bop7sqxE2YeFj7kcGtLZKkNno8YDlSZrnUgtzid9uhr8cjkPI6_4FSuKYxEldn5b87aq1gYD/s1600/Banjar-Red-Arwana.jpeg


 


6.         Jardini Arwana (Arwana Irian)


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhTDxG155uvW3_k-IGiV3oNMwpDMb-ng8hY8QiDbsNFHPB9dFm7laCfiNFmZY1Y0gsTD51z4FvUI04GlffKOPIJob3fvK36FtxTUJ7RdCaMqvWyDKGe43hxRr3yPr5CYfQki7uvXLS86xfo/s1600/Jardini-Arwana-Arwana-Irian.jpeg

Warna yang dimiliki varietas arwana ini cukup unik. Warna dasarnya adalah hitam kecoklat-coklatan dengan bintik-bintik kuning keemasan pada bagian tengah sisik-sisiknya, bahkan di bagian kepala (pipi) sampai pada sirip dan ekornya pun terdapat bintik-bintik kuning tersebut. Jardini berasal dari australia, meski sering ditemukan di pulau Irian. Maka dari itu jenis ini juga terkadang disebut arwana Irian oleh para hobiis. Jardini arwana sebenarnya ada dua jenis warna, yaitu warna dasar lebih gelap dan yang lebih terang. Yang memiliki warna dasar lebih gelap adalah scleropages jardini dan yang memiliki dasar lebih terang adalah scleropages leichharti.


Rounded Rectangle: Gambar 7. Jardini Arwana
 



7.         Silver Arwana (Brazil)


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgq8Sja-xDT1G1kpSovQ3z4WDAly98ZfMfUggCyX8lA3ufhZs6NARWd0FwKr5bJqB5HEoy7x9EP8q_Bg7ty2hKkENfkj8NffMnBQKBqfrjXGHD966M_zgTn93Z5u7D_-1Q-IwnIiWbHqHXK/s1600/Silver-Arwana-Brazil.jpeg

Arwana Brazil atau biasa disebut Arwana Silver memiliki bentuk tubuh yang berbeda. Dengan bentuk tubuh yang panjang dan sirip yang panjang pula, mulai dari bagian tengah badan sampai pada ujung ekor memberi kesan yang sangat anggun saat berenang. Arwana ini dapat tumbuh sampai 50 – 60 cm. Jenis ini berasal dari Amerika Selatan, namun saat ini sudah dapat di kembang biakkan di indonesia. Memang harga dari Arwana jenis ini lebih murah dari jenis Jardini. Namun jika arwana ini sudah berukuran besar sangat indah untuk di pandang. Belakangan tersiar kabar bahwa jenis ini sudah ada dengan warna platinum silver (warna silvernya menyerupai warna platinum & merata di seluruh tubuhnya).


Rounded Rectangle: Gambar 8. Silver Arwana
 


8.         Silver Black Arwana
            Varietas ini juga berasal dari Amerika Selatan dan memiliki bentuk tubuh yang sama dengan silver arwana, namun pada bagian sirip sampai ekor memiliki warna hitam. Warna hitam tersebut akan memudar saat arwana mulai dewasa.



Rounded Rectangle: Gambar 9. Silver Black Arwana



Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg7swePxJKfkDcMuPnB1p5mP9d086xdAOrvmLCqZ2-uvfzmNsP2VitqPyQjF89SQlum22mZ-WuJM7QcW8Kck5okC7UBL1n_9gZYbGsVtQZ3w4eqExbSPeThI9ELmoAcxF47CoitFDW-Yv7n/s1600/Silver-Black-Arwana.jpeg


 
Rounded Rectangle: Gambar 9. Silver Black Arwana
9. Arapaima Gigas


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEin33o0wZ6jij560roy7lNIrT1Z8nP63v7uHxhtn02zUiAH4kDUJx3dqLGsohhJyUp8HqVX-lo0oD9Drwzxe7C9h7UReYU7k5TTStXD57t6UkKrKfK0jFc0scrc0dUTpccfhERKX2-uz6Vo/s320/Arapaima-Gigas.jpeg

Arapaima Gigas masih merupakan rumpun arwana. Ikan ini termasuk ikan air tawar terbesar di dunia, dapat tumbuh sampai 2,5 – 3 meter. Arapaima Gigas hanya ditemukan di sungai Amazon dan termasuk satwa yang sangat dilindungi.Ikan ini adalah jenis ikan yang bernapas dengan mengambil oksigen secara langsung, oleh sebab itu ikan ini sering kali kepermukaan air untuk mengambil udara. Dengan ukuran tubuhnya yang besar dan tenaga yang luar biasa, Arapaima dapat merobohkan seekor anak kerbau yang sedang minum di pinggir sungai dan memakannya.


Rounded Rectangle: Gambar 10. Arapaima Gigas
 


10.       African Arwana (Arwana Afrika)


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgd38STGf3aVnzKeUT5jAioK_-Z7Urd7D4cAmIBl2CDIGT9gvfgr9movXhgLndRiYCfL_k-5UXBaMVEghEfLTfmxQkIrigILZQggJ_cwmvSGO4kCGK-be02ShoXA21dbfX0ykcnFfJRhQVJ/s1600/African-Arwana-Arwana-Afrika.jpeg

Seperti namanya, jenis arwana ini hanya ditemukan di Afrika. Bentuk tubuhnya hampir menyerupai silver arwana.
Rounded Rectangle: Gambar 11. African Arwana
           
2.2.      Kebiasaan Hidup
2.2.1.   Habitat
            Dijelaskan oleh Allan Cole (2008), habitat ikan ini pada tepian sungai yang ditumbuhi pepohonan seperti pohon engkana, putat, rasau, dan entangis. dimana pepohonan tersebut memiliki akar di dasar sungai dengan batang pohon di dalam air, tetapi daun-daunnya rimbun ke atas. Di habitat seperti inilah ikan-ikan arwana berada, berkembang biak, dan bersembunyi. Di Kalimantan Barat, ikan ini banyak dijumpai di Kabupaten Kapuas Hulu Kecamatan Semitau, di daerah banjiran yang banyak hutan rawang dan dasar tanahnya berkapur. Sedangkan di Sumatera Selatan ditemukan di daerah rawa banjiran yang dasar tanahnya bergambut.

2.2.2.   Cara dan Kebiasaan Makan
            Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk mulut. Di alam mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa. Arwana dapat menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat, arwana di alam bisa menangkap serangga yang hinggap di ranting ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. (Ditjen Perikanan Budidaya, 2008).
            Ikan arwana termasuk golongan karnivora bersifat predator, memiliki tubuh yang memanjang, ramping dan “stream line”. Letak sirip dubur berada jauh di belakang badan. Bentuk tubuh dengan penampilan yang cantik, unik dan memiliki warna yang sangat mengagumkan. Variasi warna tubuhnya mulai dari warna hijau, perak dan merah. Sisiknya besar dengan susunan yang harmonis menambah keindahan ikan tersebut. Sungut yang berfungsi sebagai sensor getaran untuk mengetahui posisi mangsanya terletak di bagian mulutnya yang berjumlah dua buah. Sungut tersebut merupakan salah satu kriteria penilaian tentang keindahan seekor ikan arwana. Bentuk mulut arowana mengarah ke atas. Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh. Giginya berjumlah 15-17 buah. Ikan arwana merupakan salah satu ikan hias dengan ukuran besar. Panjang arwana dewasa sangat bervariasi, antara 30 - 80 cm. Dalam akuarium ikan arwana mencapai panjang 60 cm, sementara di alam ikan arwana dapat berkembang sampai mencapai panjang 90 cm.
Untuk jenis tertentu seperti ikan arwana yang berasal dari amerika selatan dapat mencapai ukuran hingga 270 cm. Untuk itulah, tidak semua orang senang memeliharanya karena membutuhkan tempat yang sangat besar berbeda dengan beberapa ikan hias lain yang berukuran mini. Ikan arwana termasuk ikan dengan laju pertumbuhan yang sangat tinggi. Ikan arwana termasuk dalam kategori sebagai predator karena itu dapat memakan ikan-ikan yang lebih kecil darinya dan memiliki tubuh memanjang, lunak & tidak berduri. Makanan yang sering diberikan untuk arwana antara lain adalah serangga, jangkrik, udang tawar, kodok, kelabang, kadal, belalang, ulat dan cicak. Ikan arwana pada dasarnya bukan ikan pemilih dalam hal makanan. Ikan ini memakan segala jenis pakan untuk ikan karnivora tapi dalam keadaan tertentu hanya menyukai salah satu jenis pakan saja. (Ditjen Perikanan Budidaya, 2010).

2.2.3.   Reproduksi
            Allan Cole (2008), berpendapat bahwa ikan ini berkembang biak sekali dalam setahun yaitu pada Juni hingga Agustus di habitat asalnya. Arowana matang akan berkembangbiak apabila mencapai umur empat setengah atau lima tahun dengan berat di antara satu hingga dua kilogram. Semasa proses kawin, induk jantan dan betina akan berpasangan dan berenang beriringan selama beberapa minggu namun proses kawin hanya akan berlaku apabila keadaan sesuai. Induk jantan akan melengkungkan badannya dan menghimpit badan induk betina dan pada peringkat ini, telur dari induk betina akan keluar dan akan disenyawakan oleh induk jantan. Telur akan dierami oleh ikan jantan selama dua bulan sehingga anak yang dihasilkan akan berenang bebas dan bersize kira-kira 6-7 sentimeter. Ikan arwana akan berkembangbiak didalam kolam secara alami tanpa memerlukan suntikan hormon pembiakan. Namun, aspek pakan perlu diperhatian sebaik mungkin selama anak ikan akan mulai berenang sendirian walaupun masih terdapat sedikit telur di bagian bawah perutnya. keterlambatan memberi makan akan menyebabkan anak ikan saling makan-memakan ikan sejenisnya.

2.3.      Persyaratan Lokasi Pembenihan
2.3.1.   Persyaratan Teknis
            Momon dan Hartono (2002), menjelaskan tentang persyaratan teknis dalam usaha pembenihan arwana adalah sebagai berikut :
v    Bukan merupakan daerah rawan banjir.
v    Berupa tanah persawahan dan tidak berbau.
v    Dekat dengan sumber air dan berada di daerah aliran air.
v    Tersedia air yang cukup dan tidak terlalu terpengaruh oleh musim.
v    Kualitas air sesuai dengan habitat arwana dan tidak tercemari limbah rumah tangga maupun industri.
v    Luas lahan disesuaikan dengan skala usaha ekonomis.

2.3.2.   Persyaratan Non Teknis
v    Dekat dengan pemukiman penduduk sehingga mudah mencari tenaga kerja.
v    Dekat dengan pemukiman penduduk sehingga mudah untuk memasarkan benih-benih arwana.
v    Tersedianya gudang pakan untuk menyimpan pakan ikan.
v    Tersedianya laboraturium hama dan penyakit.

2.4.      Fasilitas Pembenihan
2.4.1.   Sarana Pokok
            Sarana pokok pembenihan ikan arwana yang meliputi: sumber air, wadah penampungan dan penyaringan air, kola pembenihan, bak fiber, dan akuarium pemeliharaan benih dijabarkan oleh Momon dan Hartono (2002).
A.         Sumber Air
Dalam pemilihan tempat untuk budidaya ikan perlu memperhatikan sumber air. sumber air ini harus cukup dan memadai. sumber air ini bisa berasal dari sungai, aliran irigasi, maupun mata air. sumber air sedapat mungkin tersedia sepanjang tahun dengan debit yang memadai. (zamroh,2011).
Sedangkan pendapat Momon dan Hartono (2002), untuk kualitas air dalam pembenihan arwana sangat ditentukan oleh sumber perolehan air. Sumber air untuk pembenihan arwana dapat berasal dari air sungai atau air tanah. Sumber air tersebut harus bebas dari pencemaran, baik pencemaran karena limbah industri maupun limbah rumah tangga. Perlu dipertimbangkan pula bahwa sumber air yang dekat dengan industri dan pemukiman penduduk padat biasanya memiliki tingkat pencemaran yang tinggi. Untuk itu, sumber air seperti ini sebaiknya dihindari.
B.         Wadah Penampungan dan Penyaringan Air
Bak penampungan air dipersiapkan guna menampung air selama proses pembenihan berlansung, hal ini bertujuan untuk mengendapkan air sehingga lumpur yang terbawa bersama air dapat mengendap dan terpisah, sehingga air yang digunakan untuk proses pembenihan bersih dari kotoran dan lumpur. Air disedot dari pantai dengan menggunkan mesin, dan di tampung di bak penampungan, proses pengendapan dilakukan selama kurang lebih selama 3 hari. Air yang telah bening dan bersih ini untuk selanjutnya digunakan pada proses pembenihan dimulai dari pemeliharaaan induk hingga pemeliharaan larva. Air yang ditampung dalam bak pemampungan biasanya dapat digunakan selama 4 hari, namun itu tergantung dari besar kecilnya bak pemampungan. Untuk mendapatkan kualitas air yang baik, sebaiknya dibangun pula sebuah kolam penyaringan air. Kolam ini untuk menyaring air sebelum dialirkan ke kolam. Bahan penyaring yang dapat digunakan adalah ijuk dan batu kali. Bahan-bahan tersebut diletakkan dan disusun dengan baik di dasar kolam. Bahan ijuk diletakkan paling dasar, sedangkan batu kali disusun di atasnya. (Sariono, 2011).
C.        Kolam Pembenihan
            Kolam pembenihan merupakan wadah yang digunakan untuk mempertemukan induk jantan dan induk betina arwana yang telah siap memijah. Kolam pembenihan tersebut merupakan habitat yang sengaja dibuat dengan kondisi dan lingkungan yang disesuaikan dengan habitat asli arwana. Kolam pembenihan dapat pula digunakan sebagai kolam pengadaan (pembesaran) arwana sebelum pembenihan dilakukan. (Momon dan Hartono, 2002)
D.        Bak Fiber
            Bak fiber digunakan sebagai tempat pengadaan calon induk atau sebagai wadah penampungan dan pengendapan air yang akan digunakan pada akuarium. Bak fiber juga dapat difungsikan sebagai wadah untuk menyimpan pakan, seperti kodok atau udang. Bak fiber memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Bak fiber yang banyak digunakan dalam pembenihan arwana berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran 2 x 1 x 1 m3. (Momon dan Hartono, 2002).
E.         Akuarium Pemeliharaan Benih
            Sebagai ikan hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum, semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup yang rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke luar akuarium. Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari, mengingat sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat berkurang. (Ditjen Perikanan Budidaya, 2008)



2.4.2.   Sarana Penunjang
            Disamping sarana pokok, lebih lanjut dijelaskan oleh Momon dan Hartono (2002) tentang sarana penunjang yang meliputi:
1.            Pompa Air      
Pompa air digunakan mengalirkan air dari sumber ke kolam pembenihan melalui pipa pralon yang menghubungannya. Pompa air juga dapat digunakan untuk menyedot air tanah. Pompa yang digunakan sebaiknya memiliki pipa berdiameter 4 inci dengan kapasitas 140 liter air per menit. Pompa air juga dibutuhkan untuk menciptakan gelembung-gelembung air sehingga kandungan oksigen di dalam air kolam pembenihan bertambah. Pompa air ini akan memperlancar sirkulasi dan aerasi.
2.            Blower
Blower digunakan untuk menambah jumlah oksigen sekaligus mengeluarkan gas-gas tak berguna yang dapat membahayakan ikan. Penambahan oksigen penting dilakukan karena jika hanya mengandalkan ketersediaan oksigen yang ada di dalam air tidaklah cukup. Kekurangan oksigen dapat membuat ikan stres bahkan dapat memnyebabkan kematian.
3.            Termometer dan Heater
Termometer digunakan untuk mengukur suhu air. Alat ini hanya digunakan pada waktu-waktu tertentu, terutama pada waktu pengontrolan suhu air. Heater digunakan untuk menstabilkan suhu, terutama digunakan pada saat larva atau benih berada di dalam akuarium.
4.            Kertas pH
Kertas pH atau pH tester digunakan untuk mengetahui tingkat atau derajat keasaman air. Alat tersebut digunakan hanya dalam waktu-waktu tertentu, yaitu pada saat pengecekan pH air.

5.            Tabung Oksigen
Tabung oksigen digunakan untuk penyediaan oksigen pada saat pengemasan benih yang akan dipasarkan. Sebaiknya tabung oksigen segera diisi ulang setiap kali habis digunakan.
6.            Perlengkapan Lainnya
Perlengkapan lainnya berupa lampu sorot dan jala atau tirai jaring. Lampu digunakan sebagai alat bantu penerangan pada saat malam hari dan pada saat pemanenan yang dilakukan pada malam hari. Jala tirai dan serok (sair) terbuat dari bahan kain halus dengan ukuran 1 m2 digunakan pada saat pemanenan.

2.5.      Teknik Pembenihan
2.5.1.   Seleksi Induk
            Calon induk berumur 5-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan bobot sekitar 4 kg. Agar menghasilkan anakan yang murni dan berkualitas, strain kedua calon induk harus sama. Hindari meyatukan ikan berbeda strain dalam satu kolam Syarat lain, calon induk sehat dan bebas penyakit. Ikan cacat bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sehingga kualitas sel telur kurang baik dan mudah mati. Yang juga dihindari sebagai induk ikan bertutup insang tidak menututup sempurna, terutama pada induk jantan. Sebab, ia kesulitan mengerami telur didalam mulut. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, tidak mempengaruhi kualitas telur dan anakan. (Ditjen Perikanan Budidaya, 2011)
            Ditambahkan oleh Momon dan hartono (2002), dalam memilih calon induk arwana, kesulitan yang sering dihadapi adalah membedakan jenis kelamin jantan dan betina. Jenis kelamiin jantan dan betina sudah dapat dibedakan setelah arwana berumur sekitar 5 tahun. Beberapa ciri-ciri morfologis dapat dijadikan acuan perbedaan. Ciri-ciri morfologis tersebut disajikan dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Ciri-ciri Morfologis Ikan Arwana berdasarkan Jenis Kelamin
Organ
Arwana Jantan
Arwana Betina
Tubuh
Lebih panjang dan ramping
Lebih pendek, lebar, dan agak gemuk
Kepala dan mulut
Kepala tampak besar dan mulutnya agak lebar karena mengerami telur dalam mulutnya
Kepala tampak meruncing dan mulutnya lebih kecil
Toraks (dada)
Lebih panjang
Lebih pendek
Sirip dada
Lebih panjang
Lebih pendek
Sirip dorsal (punggung)
Menyempit
Melebar
Rounded Rectangle: Sumber : Momon dan Hartono (2002)

2.5.2.   Pematangan Gonad
            Tahapan pematangan gonad ikan arwana meliputi:
1.            memsiapkan akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 50 cm;
2.            pengeringan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm;
3.            pemasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan;
4.            pemasukan seekor induk arwana;
5.            pemberian pakan berupa ikan kecil atau udang kecil;
6.            membersihkan dan menganti air setiap minggu.
Secara visual seleksi induk jantan dan betina arwana masih sulit dilakukan. Salah satu cara dilakukan adalah secara hormonal. (http://juknisbudidayaikanarwana.blogspot.com/)

2.5.3.   Pemijahan
            Ditjen Perikanan Budidaya (2011), menjelaskan setiap tahun arwana 2 kali memijah. Namun, jumlah telur dan masa birahi induk mencari pasangan dengan cara saling berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan dipinggir kolam dan memisahkan diri dari kelompok sampai saat berpijah. Untuk menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika ada induk lain yang mendekat. Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Namun, proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah hujan, suhu, pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur.
            Dan diperjelas lebih lanjut oleh Sutarjo (2011), bahwa ikan arwana telah dapat dibudidayakan walaupun masih bersifat alami, penangkar hanya mengumpulkan indukan dan menempatkan pada kolam tertentu diikuti pemberian pakan yang cukup. Induk Arwana yang baik dan produktif dalam lingkungan pemeliharaan yang memenuhi persyaratan habitat hidupnya dapat memijah sebanyak 3–4 kali setahun, sedangkan pada lingkungan yang baru ikan arwana akan melalui masa adaptasi sekitr 8 (delapan) bulan sampai ikan arwana mau memijah pertama kali. Pemijahan arwana biasanya diawali dengan pencarian pasangan kawin yang terjadi secara alami yang dapat dilihat pada malam hari, ketika betina berenang ke permukaan air maka akan diikuti arwana jantan., bahkan selama 1–2 minggu mereka berenang berdampingan dengan tubuh saling merapat/menempel hingga pada akhirnya terjadi perkawinan dengan ditandai arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantang mengeluarkan sperma. Pada fase selanjutnya telur-telur tersebut dikumpulkan untuk di inkubasi oleh arwana jantan selama sekitar satu minggu hingga menetas, arwana muda yang masih mengandung kuning telur akan hidup didalam mulut arwana jantan selama 7–8 minggu sampai kuning telur habis.




2.6.      Pemeliharaan larva
2.6.1.   Persiapan
            Oleh Ditjen Perikanan Budidaya (2011), perlengkapan akuarium yang memadai menjadi syarat penting dalam mendukung cara pemeliharaan yang baik. Berikut adalah syarat akuarium yang memadai untuk pemeliharaan benih:
-           Untuk arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm perlu disiapkan akuarium berukuran 70 x 35 x 35 cm dengan tebal kaca 5 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 20 watt dan filter air Dymen 600.
-           Untuk arwana yang berukuran besar dapat digunakan akuarium berukuran 220 x 85 x85 cm dengan tebal dinding kaca 12-15 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 120 watt. Lengkapi dengan filter Eheim 2034.
-           Peralatan pokok dalam akuarium :
a.         Aerator
Aerator atau vibrator gunanya untuk memasok oksigen dalam akuarium
dan mengusir karbondioksida.
b.         Filter
Filter yang sering dipasang untuk akuarium arwana yaitu filter temple
yang portable atau filter gantung yang dipasang pada bagian atas akuarium.
c.         Lampu
Lampu akuarium biasanya dipasang pada penutup akuarium, sehingga
tersembunyi dan hanya pantulannya saja yang kelihatan menerangi arwana.
d.         Thermometer
Thermometer dipakai untuk mengetahui suhu air akuarium.
e.         Heater dan thermostat
Alat pemanas yang sering dipakai untuk menaikan suhu air adalah
heater dan thermostat. Alat ini sangat penting, bukan saja untuk menaikan suhu hingga berada pada kisaran yang optimum, namun juga untuk mencegah agar suhu senantiasa stabil.
f.          Kertas pH dan alat pengukur pH lainnya
Kertas pH dibutuhkan untuk mengetahui keasaman dari air akuarium,
karena arwana membutuhkan air yang sedikit asam sampai netral. Untuk menetahui cocok tidaknya keasaman air itu bisa dipakai kertas lakmus dan alat pengukur pH lainya, seperti pH tester.
g.         Alat –alat lainnya
Alat lainnya yang dibutuhkan dalam perawatan arwana misalnya selang
plastic penyifon, ember plastic untuk menampung dan membuang kotoran, batu apung pembersih kaca, kain lap, dan lainya.

2.6.2.   Perawatan larva
            Dijelaskan oleh Momon dan Hartono (2002), tentang perawatan larva yaitu larva yang dipanen dari mulut induk jantan arwana sebenarnya belum waktunya untuk dipanen bila dilihat dari masa pengeraman telur oleh induk jantan. Dengan demikian, larva tersebut masih perlu melalui dua fase pertumbuhan, yaitu fase pro-larva dan fase post-larva. Larva yang dipanen tidak semuanya sehat. Dalam proses pertumbuhannya pasti di antara anakan ada yang mati atau cacat. Oleh karena itu, untuk menghindari hal-hal tersebut perlu dilakukan perawatan dengan baik.
a.            Perawatan Pro-larva
Pada fase pro-larva bagian tubuh larva (kantong perut) masih menempel kuning telur. Dalam hal ini, larva tidak memerlukan makanan tambahan dari luar tubuh sehingga dalam perawatannya diperlukan perhatian yang intensif terhadap kondisi kesehatan larva dan kualitas airnya. Pada fase ini daya hidup larva (survival rate) sekitar 75-90%. Larva yang selesai dipanen langsung dimasukkan ke dalam akuarium dengan volume air akuarium sebanyak 100 liter. Setiap akuarium dapat diisi larva antara 10-15 ekor. Jumlah larva dalam akuarium termasuk jarang. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengamatan. Pada fase ini, perawatan dititikberatkan pada kualitas air. Oleh karena itu, air yang akan digunakan sebaiknya merupakan air tanah yang telah disaring dan diendapkan terlebih dahulu. Selain itu, kondisi air harus sesuai dengan yang diinginkan larva, yaitu suhu berkisar 280 C dengan pH 6,5-7. Untuk memperjelas dapat dilihat pada gambar 12.


Description: OZ5C0053 s Different Stages Of Arowana Fry Still Attached To the Egg Yolk For Your Viewing Pleasure...




Rounded Rectangle: Gambar 12. Pro-larva Arwana
Sumber: Steven (2012)
 


b.            Perawatan Post-larva
Fase post-larva adalah fase saat kuning telur yang menempel pada tubuh larva telah habis dan larva sudah dapat berenang. Anakan arwana tersebut sudah dikatagorikan sebagai benih arwana. Mulai fase ini, benih arwana membutuhkan tambahan pakan dari luar tubuh. Perawatan benih arwana pada dasarnya sama dengan perawatan pada fase pro-larva. Suhu dan pH air yang diinginkan juga sama. Namun, saat benih ditempatkan di dalam masing-masing akuarium yang tertutup. Pergantian air akuarium hanya dilakukan 2 kali sehari, yaitu setelah pemberian pakan.


Description: OZ5C0030 s Different Stages Of Arowana Fry Still Attached To the Egg Yolk For Your Viewing Pleasure...

Rounded Rectangle: Gambar 13. Post-larva Arwana
Sumber: Steve (2012)
 

2.7.      Pengelolaan Pakan
Menurut Susanto (2008), perawatan arwana baru bisa dikatakan sempurna bila mampu memberinya makan dengan benar. Benar bukan hanya jenis dan banyaknya makanan, tapi menyangkut juga teknik pemberiannya.

2.7.1.   Jenis-jenis Pakan
Pada dasarnyaa jenis pakan arwana dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu binatang asli penghuni air dan binatang lain yang bukan berasal dari air.
a.            Aneka ikan hidup
Makanan yang sering diberikan untuk arwana adalah berbagai jenis ikan hidup. Ikan hias berukuran kecil atau benih ikan konsumsi yang sering diberikan arwana adalah guppy (Poecilia reticulata), molly (Poecilia mollinesia), platys koral (Poecilia maculatus), dan benih ikan mas (Cyprinus carpio). (Susanto, 2008)
b.            Lipan (kelabang)
Kelabang dipercaya dapat meningkatkan kecerahan warna arowana. Namun sangat jarang digunakan oleh para hobbies karena selain susah untuk didapatkan, harganya pun lumayan tinggi jika membeli di toko pakan ikan/burung. Jika menangkap kelabang dan akan diberikan kepada arowana, usahakan agar memotong terlebih dahulu capitnya yang sangat berbisa agar arowana tidak tersengat selagi mengunyahnya. Namun jika membeli kelabang di toko pakan ikan/burung, biasanya capit kelabang sudah dipotong oleh pedagang. Untuk lebih memastikan lagi, sebaiknya ditanyakan lagi pada pedagang uang menjual kelabang tersebut. (http://aroblogs.blogspot.com)
c.            Kadal dan cicak
Kadal dan cicak juga dapat diberikan sebagai makanan selingan bagi arowana. Hewan ini sangat baik tertama untuk pertumbuhan kan arowana. Sekali lagi hal ini harus dicoba karena tidak semua arowana biasa memakan hewan ini. Berikan sebagai menu selingan saja mengingat hewan ini juga mulai sulit didapat dan tidak semua sentra ikan hias menyediakan menu ini. (www.Oji-punya.com).
d.            Jangkrik
Jika memberikan pakan jangkrik, usahakan agar kakinya yang berduri & tajam dipotong terlebih dulu. Gunanya agar tidak melukai mulut dan/ organ perut. Begitu juga halnya jika memberi belalang. (http://aroblogs.blogspot.com)
e.            Katak/kodok
Pemberian kodok bagi ikan arowana juga dapat diberikan khususnya ntuk memacu pertumbuhan ikan arowana. Namun saya selalu menyarankan pemberian jangkrik sebagai menu diet utama bagi arowana dan pakan lainya dapat diberikan hanya sebagai selingan saja. Kodok dapat memacu pertumbuhan ikan arowana dikarenakan kodok mengandung banyak lemak dan daging sehingga akan menjadi sumber makanan yang baik untuk perkembanan ikan. (www.Oji-punya.com).
f.             Kecoak
Banyak sekali pro dan kontra tentang pemberian kecoak sebagai pakan arowana mengingat kecoak berasal dari sumber ang tidak bersih dan dikhawatirkan akan membawa bibit penyakit bagi ikan kesayangan kita. Namun tidak dipungkiri kecoak adalah pakan yang ampuh bagi arowana terutama jika diberikan pada ikan arowana yang sedang terkena penyakit hilangnya nafsu makan atau yang disebut dengan penyakit mogok makan. Untuk meminimalisasi bibit penyakit, saat ini orang sudah banyak yang berhasil menernakkan kecoak terutama jenis kecoak madagascar dimana ukurannya lebih besar. Berikan kecoak ini pada saat arowana mogok makan sebagai pakan selingan dan jika sudah mau makan kembali berikan meu diet seperti biasanya yaitu jangkrik sebagai menu utama dari arowana. (www.Oji-punya.com).
g.            Ulat hongkong
Ulat yang satu ini kerap dijadikan salah satu alternatif pakan ikan. Panjang tubuhnya bisa mencapai 3 cm. Pada awalnya, khusus di Indonesia, ulat ini dikenal sebagai pakan burung dan banyak dijumpai di toko-toko atau kios-kios penjual burung. Tetapi kemudian banyak hobiis ikan hias memanfaatkannya sebagai pakan ikan hias. (http://O-Fish.com).
h.            Kelelawar
Kelelawar (Chiroptera) termasuk kelas hewan menyusui (mamalia) dan dapat dijumpai di seluruh dunia yang beriklim tropis maupun sedang. Hewan ini memiliki kulit tipis mulai dari leher, bagian depan dan belakang anggota-anggotanya, rangka dan ekor yang ditunjang oleh ruas-ruas jari panjang. Tulang ibu jari dan kaki mencuat keluar, melengkung seperti pengait. Alat perabanya sangat tajam, berpusat pada bulu peraba yang halus di belakang moncong, daun telinga, dan kulit terbang. (Susanto, 2008)
i.              Udang hidup
Udang sungai yang sering ditangkap di sungai, rawa atau danau merupakan makanan yang sangat disukai oleh arwana, terutama arwana berukuran kecil. (Susanto, 2008)


2.7.2.   Cara Pemberian Pakan
Makanan arwana sebaiknya beragam agar arwana tiidak tergantung pada satu jenis makanan. Bila arwana terbiasa dengan satu jenis makanan dan hanya menerima makanan jenis itu maka akan sangat merepotkan bila suatu saat makanan tersebut sulit didapatkan. (Susanto, 2004).

2.7.3.   Waktu Pemberian Pakan
Frekuensi pemberian makan pada arwana memang tidak diberikan patokan yang pasti. Menurut salah seorang hobiis, makin sering arwana diberi makan akan tambah bagus. Ancar-ancar yang diberikan adalah antara 3-4 kali sehari, yaitu pagi, siang, sore, dan malam hari. Sekalipun demikian pemberian makan 2 kali sehari dianggap sudah cukup memadai.(Susanto, 2004).

2.7.4.   Dosis Pemberian Pakan
Dosis pemberian pakan biasanya yang diberikan pada ikan-ikan pada umumnya yaitu untuk ikan indukan 5% dari bobot tubuhnya sedangkan untuk benih ikan 15% dari bobot tubuhnya.

2.8.        Pengelolaan Kualitas Air 
Kualitas air kolam disesuaikan dengan habitat asli arwana. Kualitas air untuk arwana terutama dapat dilihat dari derajat keasaman (pH), suhu, tingkat kekerasan, dan kandungan oksigen dalam air. Arwana adalah jenis ikan yang sangat peka terhadap perubahan kualitas air. Kualitas air yang sesuai akan membuat ikan sehat dan terhindar dari stres sehingga diharapkan dapat memijah lebih cepat. Secara lengkap kualitas air yang sesuai untuk pembenihan arwana disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2. Kualitas Air Untuk Pembenihan Arwana
Parameter
Kualitas yang Sesuai
Suhu (0C)
27 – 29
Derajat Keasaman (pH)
6,5 – 7,5
Kesadahan (0dH)
                    3 – 5
Kandungan O2 (ppm)
                   > 5
Kandungan CO2 (ppm)
< 12
Rounded Rectangle: Sumber: Momon dan Hartono (2002)
a.            Suhu Air
Suhu ideal untuk pembenihan arwana adalah 27-290C. Agar suhu stabil, sebaiknya dilakukan pengontrolan setiap saat, terutama pada siang dan malam hari atau saat terjadi hujan lebat. Perubahan suhu pada waktu-waktu tersebut cukup rentan. Sebaiknya suhu air pada siang hari maksimal 29-300C dan pada malam hari dan saat hujan lebat minimal 270C. Lampu yang digunakan untuk penerangan pada malam hari dapat berfungsi menghangatkan air sehingga perubahan suhu yang terjadi tidak terlalu mempengaruhi ikan.
b.            Derajat Keasaman Air
Derajat keasaman air (pH) yang sesuai untuk pembenihan arwana adalah 6,5-7,5. Untuk menjaga agar pH air di kolam tetap stabil dan berada pada kisaran angka ideal, sebaiknya dilakukan pengontrolan steiap hari atau tergantung kebutuhan. Pengontrolan pH bukan hanya di kolam, tetapi juga pada sumber air karena setiap saat air mengalir ke kolam. Alat untuk pengukuran pH air adalah kertas pH. Kertas pH tersebut dicelupkan ke dalam air sehingga akan berubah warna sesuai dengan derajat keasaman air.
c.            Kesadahan Air
Tingkat kesadahan air kolam atau salinitas (odH) berhubungan dengan kadar kalsium dan magnesium di dalam air. Dasar pengukurannya adalah miligram kalsium karbonat (CaCO3) per liter air. Semakin kecil ukuran odH semakin lembut air tersebut. Arwana memerlukan tingkat kesadahan air 3-5o dH. Tingkat kesadahan air kolam akan menciptakan kondisi seperti pada habitat asalnya dan membuat arwana lebih aktif bergerak (berenang).
d.            Kandungan O2 dan CO2
Seperti yang telah disebut dalam Tabel 2 bahwa kandungan oksigen (O2) yang terlarut dalam air kolam minimal 5 ppm. Apabila kandungan oksigen kurang dari angka tersebut dapat menghambat pertumbuhan bahkan dapat menyebabkan kematian pada arwana karena kesulitan bernafas. Kandungan karbondioksida (CO2) sebaiknya tidak melebihi angka 12 ppm. Jika kandungan CO2 melebihi angka tersebut dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan, bahkan arwana dapat mati. Untuk itu, proses sirkulasi dan aerasi yang terjadi dalam kolam sangat berperan untuk mencegah kandungan CO2 yang tinggi.

2.9.        Penyakit dan Penanggulangannya
Salah satu resiko membudidayakan ikan Arwana adalah mati karena penyakit seperti Redspot, Jamur, Gigit Ekor, Stress dll. Di bawah ini diuraikan beberapa penyakit yang sering diderita Arwana gejala dan cara penanggulangannya. (http://carabudidaya.com/penyakit-ikan-arwana-dan-penanggulangan/)
a.         Penyakit Gigit Ekor
Sebelum menderita penyakit ini biasanya arwana akan menunjukan perilaku yang lain daripada biasanya. Arwana akan kelihatan gelisah dengan berenang hilir mudik kesana kemari. Beberapa hari kemudian sirip ekor akan robek-robek selaputnya sehingga mirip sisir dan yang tertinggal hanyalah jari-jari siripnya. Gejala ini mulanya hanya kecil lalu akan bertambah panjang dan tidak jarang sebagian dari jari sirip itu akan hilang. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh sejenis parasit yang menempel pada ekor arwana dan menyebabkan rasa gatal yang tidak tertahankan. Arwana berusaha mengatasinya dengan cara berenang hilir mudik dan menggigiti ekornya sehingga tampak compang-camping.
Pengobatan penyakit ini tergolong mudah. Pindahkan Arwana ke dalam aquarium lain yang bersih (steril) dan sudah diisi dengan air yang memenuhi syarat. Masukan sekitar 20 tetes obat Tropical Fish Medicine dan biarkan arwana tetap di dalamnya selama beberapa hari. Jangan lupa membersihkan aquarium yang satunya agar nantinya arwana bisa menempati kembali tanpa khawatir terjangkit lagi.
b.         Tutup Insang Melengkung
Arwana yang mati karena penyakit insang sering kita lihat tutup insang arwana melengkung keluar, sehingga sebagian insangnya kelihatan. Arwana dengan kondisi seperti ini tentu tidak sedap dipandang. Ikan Arwana yang satu ini mati karena penyakit insang, dengan ciri-ciri insang ikan berubah menjadi hitam.
Penyebab penyakit ini bermacam-macam, yang pertama disebabkan kualitas air dalam aquarium yang tidak memenuhi standar terutama suhunya. Aquarium yang terlalu dingin atau tidak hangat bisa mendorong ikan arwana terkena penyakit ini. Penyebab lainnya adalah pemberian obat-obatan yang kelewat dosis, serangan sejenis bakteri, atau karena air dalam aquarium rendah kandungan oksigennya. Hal ini dapat dijelaskan karena air yang mempunyai kandungan oksigen yang rendah akan lebih sering membuat arwana membuka dan menutup insangnya. Gerakan itu sering tidak sempurna. Artinya sebelum tutup insang benar-benar menutup, keburu dibuka lagi untuk menghirup sedalam-dalamnya air untuk memenuhi tuntutan oksigen. Dari gerakan yang tidak sempurna ini kemudian tutup insang arwana tetap terbuka dan tubuhnya tidak normal. Untuk mencegahnya agar menjaga kandungan oksigen dalam air tetap tinggi diatasi dengan memberikan cukup aerasi pada aquarium. Jika perlu aerator diganti dengan tenaga yang lebih besar. Kemudian tidak lupa menjaga keseluruhan kualitas air tetap prima sehingga tetap layak dihuni oleh arwana.
Teknik pengobatan ikan Arwana, salah satunya adalah dengan menjepit ikan yang sakit diantara dua penjepit kaca didalam ember, dan men-supply oksigen murni langsung kearah insangnya. Jika tutup insang yang melengkung ini belum terlalu parah maka bisa diperbaiki dengan jalan melakukan operasi kecil pada tepi tutup insangnya.
c.            Mogok Makan
Arwana yang mogok makan biasanya terlalu sering diberi kelabang hidup. Mereka akan enggan menerima makanan lain, juga kelabang yang sudah mati. Jika sudah seperti ini maka puasakan arwana selama kurang lebih seminggu jangan diberi makan apapun. Kemudian berilah makanan jenis lain misalnya jangkrik, kadal, kodok kecil, atau ikan kecil. Bila setelah seminggu arwana belum juga mau makan sebaiknya seiakan ikan hidup saja karena tahan hidup. Perlu diperhatikan agar untuk menjaga arwana tidak juling sebaiknya dipilih ikan penghuni permukaan seperti guppy. Dengan demikian kita tidak perlu khawatir dan arwana mampu kembali seperti semula. Bila cara tersebut masih belum memberi hasil maka kita biarkan saja sampai arwana mau menerima makanan.
Alternatif lainnya adalah dengan memberikan sebutir obat Hobbi Fishes ke dalam 200 liter air yang sering dipakai untuk tempat arwana bersemayam. Obat berbentuk kapsul ini berkhasiat untuk menyembuhkan stres dan berbagai penyakit serta untuk merangsang nafsu makan arwana. Pilihan terakhir berikan kelabang seminggu sekali berselang seling dengan jenis makanan lain.
d.         Penyakit Mata Juling
Penyakit ini timbul karena banyak hal. Terlalu seringnya ikan arwana berburu ikan di dasar atau pojok aquarium dianggap sebagai salah satu penyebab utama. Tentu tidak berlebihan jika ada nasehat untuk memberi makan arwana dengan yang mengapung saja. Terlalu sering arwana melihat ikan kecil yang ada di bawahnya menyebabkan otot matanya bertambah panjang. Mata yang melorot juga bisa disebabkan karena arwana kurang mendapatkan sinar matahari yang cukup. Ini mungkin dikaitkan dengan khasiat sinar matahari terhadap pertumbuhan mata manusia.
Untuk mengobati mata juling bisa dilakukan dengan memindahkan arwana pada tempat yang lebih luas dan mendapat sinar matahari langsung sambil diberi makanan yang terapung. tempat yang dipilih bisa berupa bak dari bahan fiberglass atau bak semen. Dengan cara tersebut maka 80% arwana akan sembuh. Cara lainnya adalah dengan melakukan operasi kecil.
e.         Dubur Ikan merah dan Membengkak
Apabila kita melihat dubur arwana berwarna merah dan membengkak jangan sampai mengira bahwa mereka sedang birahi. Itu pertanda bahwa arwana sedang kesulitan, yang dapat berujung pada kematian. Dubur arwana memerah dan bengkak karena disebabkan oleh pemberian makanan yang tidak bersih. Akibatnya pencernaan ikan terganggu sehingga arwana kesulitan mengeluarkan ekskresinya.
Untuk mencegahnya maka makanan harus dibersihkan sebelum diberikan pada arwana. Apapun jenis makanan hidup yang diberikan sebaiknya dipuasakan dahulu selama 1-2 hari. Arwana yang menderita dubur merah dan bengkak bisaa diobati dengan amonium sulfat.
f.          Sisik Berdiri
Sisik berdiri dan kadang ada sebagian yang membusuk biasanya disebabkan karena oleh lingkungan yang kotor. Penggantian air yang rutin dapat menghindarkan arwana dari penyakit ini. Untuk arwana yang sedang dihinggapi penyakit ini dapat diberikan amonium sulfat sebagai obatnya.

g.         Tulang Punggung Bengkok
Penyakit ini bisa disebabkan beberapa hal. Pertama karena adanya serangan bakteri yang masuk kedalam tubuh arwana sehingga mengakibatkan pertumbuhan punggung tidak normal. Penyebab lain adalah karena kesalahan dalam memberikan obat. Penyebab terakhir adalah karena ukuran awuarium yang terlalu kecil.
Untuk mencegahnya tempatkan arwana ke dalam awuarium yang ukurannya cukup. Jaga kebersihan aquarium agar arwana tidak dijangkiti bakteri dan jangan memberikan obat yang salah.
h.         Ekor Patah
Sama seperti penyakit tulang punggung bengkok penyakit ini disebabkan karena ukuran aquarium yang terlalu sempit. Selain itu bisa disebabkan karena penanganan yang kurang baik. Misalnya pada waktu dipindahkan arwana berontak atau saat pertama kali dimasukan ke dalam aquarium mereka berenang kencang dan menubruk. Karena penyebabnya lebih dikarenakan faktor teknis maka penanganannya harus hati-hati.
i.          Sungut tumbuh pendek
Sungut arwana tidak tumbuh sempurna dan kelihatan janggal dengan bentuk badannya yang besar. Arwana bersungut tidak imbang bisa terjadi karena ditempatkan dalam aquarium yang terlalu kecil. Hampir senada dengan penyebab punggung bengkok, arwana bersungut pendek dapat disebabkan oleh kesalahan pemberian obat.
Untuk mendapatkan pertumbuhan sungut yang normal bisa dilakukan dengan membersihkan aquarium secara rutin dan mengganti airnya. Jangan lupa, tempatkan arwana dalam aquarium yang sepadan dengan besar badan.


j.          Ekor dan Sirip Mengerut
Ekor dan sirip yang mengerut bisa terjadi bila air di dalam aquarium terlampau kotor atau suhu air yang terlalu rendah. Penangan dengan kembali mengatur panas dengan menambah heater dan membersihkan aquarium. Bisa juga diberi obat amonium sulfat secukupnya.
k.         Sungut Menjorok Ke Bawah
Arwana yang sehat memiliki tampilan sungut ke depan. Namun sering arwana sungutnya lunglai, menjorok ke bawah. Ini merupakan pertanda arwana berada pada lingkungan yang tidak semestinya. Untuk mengembalikan kondisi arwana seperti semula sebaiknya suhu dan kebersihan air aquarium lebih diperhatikan. Sebelum menderita penyakit ini biasanya arwana akan menunjukan perilaku yang lain daripada biasanya.

2.10.    Panen dan Pasca-panen
2.10.1. Panen
Sutarjo (2011), melalui pemeliharaan induk yang baik maka secara alami pemijahan dapat terjadi dan menghasilkan anakan yang dapat segera dipanen, rata-rata satu induk arwana menghasilkan 30 larva.
Pemanenan benih anakan dengan cara mengurangi volume air kolam kemudian menjaring seluruh ikan yang ada dalam kolam termasuk anakan arwana yang tersebar didalam kolam ditangkap dan yang masih ada didalam mulut induk dikeluarkan dengan cara membuka mulut induk dan dituangkan dalam wadah/aquarium.

2.10.2. Pasca-panen
            Beberapa faktor yang harus diperhatikan sehubungan dengan pengemasan benih yang dijelskan oleh Momon dan Hartono (2002) di antaranya adalah penyuntikan mikrochip, pemberokan, jenis kemasan dan cara pengemasan.
a.         Penyuntikan Mikrochip
            Arwana termasuk jenis ikan langka dan dilindungi oleh pemerintah. Oleh karena itu, perdagangan arwana harus dengan izin pemerintah. Untuk mencegah adanya arwana ilegal yang beredar dalam pasar, arwana harus diberi label berupa microchip sebagai tanda bahwa arwana tersebut legal.
b.         Pemberokan
            Benih yang akan dikemas sebaiknya sehat dan tidak cacat. Sebelum pengemasan dilakukan, benih diberokkan terlebih dahulu. Benih arwana yang berumur 8 bulan hingga satu tahun sebaiknya diberok selama 3 hari. Pemberokan bertujuan untuk mengurangi kotoran yang ada dalam perut ikan sehingga saat dalam kemasan tidak terlalu banyak atau sama sekli tidak mengeluarkan kotoran yang dapat mempercepat penurunan kualitas air.
c.         Jenis Kemasan dan Cara Pengemasan
            Benih yang akan dijual sebaiknya dikemas dalam sebuah kantong plastik yang diberi air dan oksigen dengan perbandingan 1 : 3 agar tahan sampai ke tujuan. Kemasan untuk benih arwana berupa plastik polietilen (PE) berukuran 70 x 140 cm2. Setiap kemasan memiliki berat sekitar 20 kg. Agar arwana tidak mengalami stres selama dalam kantong kemasan, sebaiknya mengikuti prosedur berikut ini.
·         Mengisi plastik dengan air sebanyak kira-kira 18 liter.
·         Memasukkan benih rwana ke dalam plastik. Setiap kemasan plastik dapat diisi empat ekor benih arwana.
·         Mengisi plastik dengan perbandingan air dan oksigen 1 : 3.
·         Mengikat plastik kuat-kuat dengan karet.
Setelah benih dikemas plastik, selanjutnya dimasukkan ke dalam dus yang telah dilapisi styrofoam. Sebelum dus ditutup rapat, di sela-sela kantong plasti tersebut diletakkan es sebanyak 1 kg yang telah di beri garam secukupnya. Kini benih siap diangkut. Benih dalam kemasan ini tahan selama 18 jam.

DAFTAR PUSTAKA
           
Cole,  Allan. 2008. Arwana Semitau Kab. Kapuashulu. http://arwanaku. wordpress.com . [25 juli 2008].

Ditjen Perikanan Budidaya, 2008. Budidaya Ikan Arwana. http://infokebun. wordpress.com/2008/06/11/budidaya-ikan-arwana/ . [11 juni 2008].

Ditjen Perikanan Budidaya, 2009. Budidaya Ikan Arwana Merah.  http://id. shvoong.com/books/1914064-budidaya-ikan-arwana-merah/#ixzz1oFyswSZl . [17 juli 2009].

Ditjen Perikanan Budidaya, 2010. Arwana si Ikan Naga (Dragon Fish) . http://benihikan.net/arwana/arwana-si-ikan-naga-dragon-fish/ . [2010].

Ditjen Perikanan Budidaya, 2011. Budidaya Ikan Arwana. http://pusluh.kkp.go.id . [2011].





Momon dan Hartono, 2002. Pembenihan Arwana. Penebar Swadaya. Jakarta.

Narbuko, C dan  A. Ahmadi. 2005. Metodologi Penelitian.  Bumi Aksara. Jakarta. Hal 69;83-156;155

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia . Jakarta. Hal 65.

Sariono, Dino. 2011. Persiapan Bak Penampungan Air. http://dino15.blogspot. com /2011/12/persiapan-bak-penampungan-air.html .  [26 desember 2001]

Snapsot, 2012. Mengenal Jenis-Jenis Ikan Arwana. http://hotsnapshot. blogspot.com . [27 februari 2012].

World Animal Science C4, The Production of Aquatic AnimalsWorld Animal Science C4, The Production of Aquatic AnimalsSubagyo, J . 1991.  Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek .  Bumi Aksara. Jakarta.

Suparmoko, 1995. Metode Penelitian Praktis. BDFEE. Yogyakarta. Hal 63.

Susanto, H. 2008. Panduan Memelihara Arwana. Penebar Swadaya. Jakarta.

Susanto,H. 2004. Arwana. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutarjo. 2011. Yang Menarik dari Budidaya Ikan Hias Arwana. http://diskanlut-jateng.go.id/index.php/read/news/detail/90 .  [18 desember 2011].

Zamroh. 2011. Syarat Budidaya Ikan. http://zamroh-perikanan.blogspot.com/ 2011/09/syarat-budidaya-ikan.html. [ _ september 2011].